BUKTI DIGITAL ADA OKNUM MPR GPdI, DIDUGA DALANG MEMINTA KETUM MP MUNDUR, PADAHAL TIDAK ADA KESALAHAN DILAKUKAN Pdt JOHNNY WEOL
Jakarta, Pantekosta Pos, Info Penting—Masih segar dalam ingatan, sebuah demo dari sekelompok kecil yang mengatasnamakan forum peduli GPdI dan para pendemo walaupun sedikit namun terkordiner, mereka datang dari berbagai daerah seperti Palembang, Lampung, Banten, Jakarta dan dua orang berinisial DV.KK, dan Pendeta MT dari Jakarta menjadi garda terdepan sambil membacakan whatshapp kiriman Pendeta ST (Yogyakarta). Kelompok ini tidak mewakili jutaan umat GPdI dan mereka hanya ditumpangi oleh kepentingan oknum-MPR GPdI dengan memaksakan kehendak meminta Ketum GPdI mundur. Untuk diketahui oleh warga GPdI Sejak Ketum MP GPdI Pendeta Dr Johnny Weol terpilih di bulan Maret 2022, hingga saat ini, tidak ada pelaggaran yang dilakukan. Para pendemo gagal paham itu sebabnya aksi yang dilakukan di sentra GPdI tidak ada satupun pimpinan MP GPdI yang menanggapinya. Jika mendengar dan mengamati dengan saksama video yang isinyanya dibacakan Pendeta MT dengan menyebut-nyebut sangat jelas nama-nama oknum-oknum Majelis Pertimbangan Rohani Gereja Pantekosta di Indonesia (MPR-GPdI) mereka diduga sebagai dalang yang meminta untuk turunkan Ketum GPdI dan ada bukti-bukti digital, oknum dimaksud diduga Pendeta HSG (MPR GPdI) dan diduga Pendeta ST. (Tonton Videonya) sudah beredar luas diberbagai medsos. Demo tersebut sangat memalukan dan sangat merusak nama baik GPdI dalam dan luar negeri dengan tuntutan yang tidak mendasar dan bertentangan dengan panggilan seorang pendeta dan aturan AD-ART GPdI. Dengan beredar dan viralnya video tersebut menjadi sebuah bukti digital.
Adapun narasi dari video yang viral dimedsos tersebut; “Majelis Pertimbangan Rohani GPdI (MPR), telah berkomunikasi dengan saya (Pendeta MT) berulang kali akhirnya mengirimkan untuk disampaikan dalam kesempatan ini dari MPR Pendeta ST Sekretaris non aktif dan Ketua MPR Pendeta HS G, Isinya saya baca sesuai WA demi membangun kembali kewibawaan reputasi dan krediblitasi GPdI maka 1. Ketua Umum mengundurkan diri, 2. Kabinet MP GPdI dibubarkan kewenangan diserahkan ke MPR untuk menyelenggarakan Mubeslub sekian dari MPR”.
Terkait dengan beredarnya video yang diviralkan oleh Pendeta MT dan isinya adalah, “permintaan mengundurkan diri dari Ketum GPdI dan Kabinet MP dibubarkan dan meminta mubeslub menurut Pendeta MT itu berasal dari MPR GPdI, dalam hal ini dari Pendeta ST dan Pendeta HSG, hal ini ditegaskan oleh Pendeta MT bahwa berbagai pihak sudah merekam dan mempublikasikannya, jadi faktanya jelas bagi semua pihak, Para pendeta GPdI berkotbah bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup maksudnya benar tidak bohong. Ungkapan isi hati dari Pendeta MT tidaklah ada dusta dan Pendeta MT hanya disuruh oleh oknum Pendeta ST dan Pendeta HSG untuk membacakan”, Ungkapnya kepada Pantekosta Pos.
Sementara itu menyangkut kebenaran narasi yang dibacakan oleh Pendeta MT (Gembala DKI Jakarta) dengan menyebut-nyebut Pendeta HSG (Ketua MPR GPdI) dan Pendeta ST yang menyuruh untuk membacakan dan diviralkan dalam bentuk video, Pantekosta Pos sudah mengkonfirmasi yang bersangkutan dan jawaban Pendeta HSG, “Saya sama sekali tidak terlibat secara langsung dengan demo itu” , Ungkap Pendeta HSG, Ketua MPR GPdI kepada Pantekosta Pos. (Jika memang benar Pendeta HSG MPR GPdI, tidak terlibat dalam video yang disebut-sebut meminta Ketum MP GPdI turun, bubarkan kabinet MP dan Mubeslub, HSG dan ST MPR GPdI harus melaporkan Pendeta MT ke Aparat Kepolisian karena membuat berita bohong).
Demo yang sangat memalukan GPdI di Sentra GPdI mendapat tanggapan beragam dari Gembala-gembala beberapa daerah salah satunya Pendeta Hanny Momongan, “Saya sebagai bagian dari GPdI kita cintai, sangat menyayangkan dengan terjadinya aksi didepan Kantor Pusat Sentra GPdI dan viral di medsos. GPdI adalah rumah besar kita yang harus dirawat, dipelihara jangan sampai dicedrai dengan sikap-sikap yang kurang elok dipandang. Memang sudah saatnya kita bergandeng tangan untuk berbenah tentu ada hal-hal yang barangkali harus menjadi perhatian khusus untuk kita benahi bersama. Sandainya ada keinginan atau sesuatu yang harus disampaikan tentu kita bisa mernggunakan cara yang lebih cerdas elok lagi, Saya yakin pimpinan gereja kita akan memberi ruang dan waktu asalkan kita menggunakan cara-cara yang lebih arif dan bijaksana dengan berdasarkan Firman Allah dan Rohkudus. Secara Konstitusi GPdI, Pendeta DR Johnny Weol.MM.,M.Th sudah terpilih diMubes GPdI Maret 2022 untuk memimpin GPdI dan sudah tentu masuk dalam kendalinya Tuhan Yesus sebagai gereja kita yang agung. Ketum MP GPdI Johnny Weol sampai saat tidak ada kesalahan yang dilakukan olehnya tidak ada dasar yang kuat untuk Ketum GPdI mundur, turun atau meletakkan jabatan serta membubarkan kabinetnya. Untuk itu marilah klita sebagai warga GPdI gereja disetiap elemen untuk memberikan dukungan dan doa kepada Ketua Umum GPdI agar mampu membawa gereja kita menuju kepada gereja yang diinginkan oleh Tuhan Yesus yang punya kedaulatan penuh”, Ungkap Pendeta Hanny Momongan, Gembala Sidang GPdI Pelaihari Kalimantan Selatan.
Hal senada diungkapkan oleh Pendeta Chemuel Watulingas, SH,M.Th, menanggapi dan mengatakan; “demo dari sekelompok kecil itu tidak mewakili unsur-unsur pimpinan GPdI dalam dan luar negeri yang meminta untuk diadakan MUBESLUB melalui Whatshapp yang dikirim oleh ST dan HSG melalui Pendeta MT, itu sangat keliru dan harusnya mereka paham dan jika mengaju kepada AD-ART GPdI Tahun 2012, Forum Peduli GPdI yang berdemo di Sentra GPdI, mereka tidak punya hak untuk meminta mubeslub bertentangan dengan AD-ART. Ketum GPdI tidak ada kesalahan sampai saat ini. Untuk diketahui AD-ART GPdI dan Penjelasannya Tahun 2012 BAB VIII Pasal 15 Ayat 2 tentang Musyawarah Luar Biasa; bahwa Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) diselenggarakan karena adanya kebutuhan yang mendesak, dihadiri oleh MP, MPR, MD, Utusan Wadah Pelayanan Jemaat Tingkat Pusat, Utusan Lembaga Pendidikan Alkitab/Teologia serta Perwakilan Luar Negeri. Dilaksanakan berdasarkan; a. Amanat Mubes, Usulan 2/3 MD melalui MP, 3. Inisiatif MP. Jadi jika mengacu kepada aturan dari AD-ART GPdI 2021 tuntutan daripada pendemo keliru dan salah besar untuk meminta Ketum GPdI meletakkan jabatan dan membubarkan kabinetnya,”Ungkap Chemuel, Staf Khusus MP-GPdI. Ditambahkan Chemuel, melihat kepemimpinannya dan pengambilan keputusan selalu berdasarkan pleno. (Peliput Tim Panpos).