KAJIAN MENDALAM TENTANG PENTINGNYA PEMIMPIN MUDA KEMERAH-MERAHAN DALAM ERA MODERN SEPERTI DAUD DI GPdI

Pendeta Chemy Watulingas, SH., M.Th
Penulis : Pendeta Chemuel Watulingas, SH., M.Th., CSM
(Staf Khusus MP-GPdI, Infokom MP-GPdI, Dosen/Pengajar Sekolah Tinggi Agama Kristen Tarakan, STAKAN) Kaltara, Dosen/Pengajar STT Agape Lampung, Pendiri Suara Percepatan Injil)
Pendahuluan
Kepemimpinan adalah elemen kunci dalam setiap organisasi, termasuk gereja. Dalam era modern yang penuh dengan tantangan dan perubahan, kebutuhan akan pemimpin muda yang enerjik, visioner, dan diurapi semakin mendesak. Di tengah dinamika ini, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) perlu mempertimbangkan perubahan dalam struktur kepemimpinan untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi pelayanannya.
Artikel ini mengkaji secara mendalam tentang pentingnya pemimpin muda dalam GPdI dengan landasan Alkitabiah dari kisah Daud dalam 1 Samuel 16:12, serta meninjau persyaratan kelembagaan berdasarkan amandemen AD-ART GPdI tahun 2012. Selain itu, pandangan para pakar tentang kepemimpinan muda dan aspirasi untuk masa depan gereja juga akan dibahas.
I.Landasan Alkitabiah – Kisah Daud
1.1. Kisah Daud dalam 1 Samuel 16:12
Kisah Daud yang diurapi sebagai raja Israel merupakan salah satu cerita yang paling inspiratif dalam Alkitab tentang pemilihan pemimpin yang tidak biasa namun dipilih oleh Tuhan. Dalam 1 Samuel 16:12, Samuel dipimpin oleh Tuhan untuk mengurapi Daud, yang pada saat itu masih sangat muda.
1 Samuel 16:12 (TB): “Maka disuruhnyalah orang memanggil dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu berfirmanlah TUHAN: ‘Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.'”
Kisah ini menyoroti beberapa aspek penting:
Penampilan Luar vs. Pilihan Tuhan: Daud tidak dianggap sebagai calon kuat oleh manusia, tetapi Tuhan melihat hatinya dan potensinya.
Keberanian dan Kepercayaan: Meskipun muda, Daud memiliki keberanian dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan.
Pengurapan Tuhan: Pemimpin yang diurapi oleh Tuhan memiliki kekuatan dan bimbingan ilahi.
1.2. Relevansi Kisah Daud untuk Kepemimpinan Muda
Kisah Daud relevan bagi GPdI karena menunjukkan bahwa usia dan pengalaman bukanlah satu-satunya indikator kelayakan untuk memimpin. Tuhan sering kali memilih mereka yang tampaknya tidak mungkin untuk menggenapi tujuan-Nya. Dalam konteks GPdI, hal ini mengisyaratkan perlunya membuka peluang bagi pemimpin muda yang mungkin belum memiliki pengalaman panjang tetapi memiliki visi dan pengurapan dari Tuhan.
II: Kepemimpinan Muda dalam Era Modern
2.1. Tantangan Era Modern
Era modern membawa banyak tantangan baru bagi gereja, termasuk:
Perubahan Sosial: Perubahan nilai dan norma dalam masyarakat yang semakin cepat.
Teknologi dan Digitalisasi: Kemajuan teknologi yang mempengaruhi cara gereja berkomunikasi dan melayani.
Globalisasi: Interaksi yang semakin intens dengan budaya dan pandangan dunia yang berbeda.
2.2. Peran Pemimpin Muda
Pemimpin muda memainkan peran penting dalam menjawab tantangan-tantangan ini. Mereka cenderung lebih adaptif, inovatif, dan energik. Beberapa keuntungan dari kepemimpinan muda adalah:
Inovasi dan Kreativitas: Kemampuan untuk membawa ide-ide baru dan solusi kreatif.
Adaptabilitas: Fleksibilitas dalam menghadapi perubahan teknologi dan sosial.
Energi dan Semangat: Memiliki semangat tinggi untuk melayani dan memimpin.
2.3. Contoh Pemimpin Muda dalam Sejarah Gereja
Banyak pemimpin muda dalam sejarah gereja yang telah membawa perubahan signifikan, seperti:
Charles Spurgeon: Menjadi pendeta pada usia 20 dan dikenal sebagai “Prince of Preachers”.
Billy Graham: Memulai pelayanannya di usia muda dan menjadi salah satu penginjil paling berpengaruh di dunia.
III: Persyaratan Kelembagaan dalam GPdI
3.1. Amandemen AD-ART GPdI Tahun 2012
Amandemen AD-ART GPdI tahun 2012 menetapkan persyaratan bagi calon Ketua Umum Majelis Pusat (MP) GPdI. Pasal 13 poin e.1 menyebutkan bahwa calon harus memiliki pengalaman sebagai pengurus harian MP atau MD setidaknya dua periode.
Pasal 13 poin e.1: “Calon Ketua Umum MP telah berpengalaman sebagai PENGURUS HARIAN MP SEKURANG-KURANGNYA 2 (DUA) PERIODE, dan atau berpengalaman sebagai PENGURUS HARIAN MD 2 (DUA) PERIODE, di antaranya pernah sebagai ketua MD.”
3.2. Implikasi Persyaratan Ini
Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan bahwa calon pemimpin memiliki pengalaman dan pemahaman yang cukup tentang organisasi. Namun, ini juga dapat menjadi penghalang bagi pemimpin muda yang potensial tetapi belum memiliki kesempatan untuk memenuhi kriteria tersebut.
3.3. Usulan Revisi
Ada usulan untuk merevisi persyaratan ini agar lebih inklusif terhadap pemimpin muda:
Usulan Baru: “Calon Ketua Umum MP telah berpengalaman sebagai PIMPINAN MP-GPdI SEKURANG-KURANGNYA 1 (SATU) PERIODE, dan atau berpengalaman sebagai PIMPINAN MD-GPdI 1 (SATU) PERIODE.
Revisi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pemimpin muda yang berpotensi untuk memimpin GPdI menuju masa depan yang lebih baik.
4. : Pandangan Para Pakar tentang Pemimpin Muda dalam Gereja
4.1. Andy Stanley: The Next Generation Leader
Dalam bukunya “The Next Generation Leader,” Andy Stanley menekankan pentingnya pemimpin muda dalam membawa gereja menuju masa depan yang lebih baik. Menurut Stanley, pemimpin muda memiliki potensi besar untuk membawa energi baru dan inovasi.
Andy Stanley, “The Next Generation Leader,” hal. 45: “Pemimpin muda tidak hanya membawa energi baru, tetapi juga mampu melihat dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya.”
4.2. John C. Maxwell: Developing the Leader Within You
John C. Maxwell dalam bukunya “Developing the Leader Within You” juga mendukung pentingnya memberikan kesempatan kepada pemimpin muda untuk berkembang dan memimpin. Menurut Maxwell, investasi pada pemimpin muda akan membawa dampak positif jangka panjang bagi organisasi.
John C. Maxwell, “Developing the Leader Within You,” hal. 123: “Memberikan kesempatan kepada pemimpin muda adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi organisasi.”
4.3. Craig Groeschel: The Power to Change
Craig Groeschel dalam bukunya “The Power to Change” menggarisbawahi bahwa pemimpin muda memiliki kemampuan untuk membawa perubahan yang signifikan dalam gereja. Groeschel percaya bahwa pemimpin muda yang diurapi dapat memimpin gereja untuk menghadapi tantangan masa kini dengan cara yang lebih efektif.
Craig Groeschel, “The Power to Change,” hal. 88: “Pemimpin muda yang diurapi oleh Tuhan memiliki kekuatan untuk membawa perubahan yang signifikan dalam gereja, menjadikannya lebih relevan dan efektif dalam pelayanan.”
5. : Harapan dan Doa untuk Masa Depan GPdI
5.1. Harapan untuk Pemimpin Muda
Harapan bagi GPdI adalah bahwa gereja dapat mengenali dan memberikan kesempatan kepada pemimpin muda yang diurapi dan bersemangat. Pemimpin muda ini diharapkan dapat membawa gereja menuju masa depan yang lebih baik dan relevan dalam konteks modern.
5.2. Doa dan Aspirasi
Doa dan aspirasi bagi GPdI adalah agar para senior dalam organisasi gereja bersedia legowo dan memberikan ruang bagi pemimpin muda untuk tampil dan memimpin. Hal ini akan membuka jalan bagi generasi baru yang memiliki visi dan semangat untuk membawa GPdI menuju masa depan yang lebih cerah.
5.3. Pentingnya Dukungan dari Senior
Dukungan dari para senior sangat penting untuk memastikan keberhasilan pemimpin muda. Dengan bimbingan dan dukungan dari senior, pemimpin muda dapat lebih percaya diri dan efektif dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan mereka.
6. Implementasi dan Strategi Pengembangan Pemimpin Muda di GPdI
6.1. Program Mentorship
Salah satu cara efektif untuk mengembangkan pemimpin muda adalah melalui program mentorship. Senior dalam gereja dapat menjadi mentor bagi pemimpin muda, memberikan bimbingan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk berkembang.
6.2. Pelatihan Kepemimpinan
GPdI dapat menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan khusus untuk pemimpin muda. Pelatihan ini dapat mencakup topik-topik seperti manajemen, komunikasi, dan inovasi.
6.3. Pemberdayaan Pemimpin Muda
Memberdayakan pemimpin muda dengan memberikan mereka tanggung jawab dan kesempatan untuk memimpin proyek-proyek tertentu dalam gereja. Ini akan memberikan mereka pengalaman praktis dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
7. Studi Kasus: Keberhasilan Pemimpin Muda di Gereja-Gereja Lain
7.1. Elevation Church dan Steven Furtick
Steven Furtick memulai Elevation Church pada usia 26 tahun dan berhasil membangun salah satu gereja terbesar dan paling dinamis di Amerika Serikat. Keberhasilannya menunjukkan bahwa pemimpin muda dapat membawa perubahan yang signifikan dalam gereja.
7.2. Hillsong Church dan Brian Houston
Brian Houston memulai Hillsong Church di usia muda dan berhasil mengembangkannya menjadi salah satu gereja paling berpengaruh di dunia. Kepemimpinannya menunjukkan pentingnya visi dan semangat dalam memimpin gereja.
8. Kesimpulan dan Rekomendasi
8.1. Kesimpulan
Kepemimpinan muda yang diurapi seperti Daud memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam GPdI. Kisah Alkitabiah tentang Daud, pandangan para pakar, dan kebutuhan akan adaptasi di era modern menegaskan pentingnya memberikan kesempatan kepada pemimpin muda.
8.2. Rekomendasi
Revisi Persyaratan Kelembagaan: Merevisi persyaratan calon ketua umum MP GPdI untuk lebih inklusif terhadap pemimpin muda.
Pengembangan Program Mentorship: Mengembangkan program mentorship untuk membimbing pemimpin muda.
Pelatihan Kepemimpinan: Menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan khusus untuk pemimpin muda.
Pemberdayaan Pemimpin Muda: Memberdayakan pemimpin muda dengan memberikan mereka tanggung jawab dan kesempatan untuk memimpin.
8.3. Penutup
Semoga GPdI terus berkembang dengan kepemimpinan yang bersemangat dan visioner, membawa gereja menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh berkat. Harapan dan doa kita adalah agar para senior dalam organisasi gereja legowo dan bersedia memberikan ruang bagi pemimpin muda untuk tampil dan memimpin, mengikuti teladan Daud yang diurapi oleh Tuhan.