Keluarga Besar Alm Pdt Nicholas Rundengan Kecewa Terhadap Ketum GPdI & Panitia HUT Satu Abad 2021
Nusa Dua Bali, PANTEKOSTAPOS.COM–Baru-baru lalu GPdI mengadakan acara perhelatan akbar Satu Abad GPdI yang digelar disebuah hotel berbintang 5 di Bali. Jika melihat dan menyaksikan rangkaian acaranya secara langsung maupun lewat media sosial online acara tersebut dapat dikatakan sukses dan berhasil meskipun tidak dihadiri oleh ribuan orang karena masih dalam suasana pandemi Covid 19. Namun menariknya perhelatan akbar acara Satu Abad GPdI tersebut, Presiden RI, Jokowi dan Menteri Agama RI (Menag) Yagut Cholil Qoumas, secara resmi sudah memberikan/mengirimkan sambutannya melalui komunikasi media sosial online.
Namun Sayangnya dalam suasana peringatan HUT Satu Abad GPdI Tahun 2021 yang sudah lewat, Keluarga besar pioner/pendiri GPdI di Bali yaitu Almarhum Pdt. Rundengan-Tenzer, mengecam atas perlakuan Pimpinan Gereja MP-GPdI dan Panitia Satu Abad GPdI terhadap keluarga besar Almarhum generasi sebagai pelaku sejarah GPdI di Bali, yang sejak Tahun 1949 hadir dan memulai perintisan dan seiring perjalanan dari tahun ke tahun pelayanan GPdI di Bali berkembang dan hingga saat ini pelayanan serta gedung GPdI tetap berjalan dan berdiri kokoh. Adapun Gedung GPdI tersebut berada di Jalan Sungai Batanghari Bali dan kelanjutan pelayanan tersebut digembalakan oleh Pdt Nemo Bahari (Cucu Pdt Nicholas Rundengan-Pdt Emmy Tenzer). Keluarga besar kami merasa sangat kecewa, merasa disepelekan, merasa tidak diperhitungkan, merasa tidak dihormati, merasa dilupakan, oleh pimpinan gereja MP-GPdI dibawah kepemimpinan Pdt. DR Jhonny Weol, M.Th dan Panitia Satu Abad GPdI, padahal fakta sejarah bahwa Pdt Nicholas Rundengan adalah pelaku sejarah GPdI di Bali, beberapa Hamba Tuhan yang pernah melajutkan pelayanan dan perintisan Almarhum adalah; Pdt.Dolfi Memah (Ketua Panitia) dipanggil untuk pelayanan yang sudah Almarhum layani dan buka di Kabuten Tabanan, Bali, kemudian perintisan tersebut untuk dilanjutkan Hamba Tuhan Pdt DG Memah, Pdt Hans Makie (Sekertaris Panitia) pernah pengerja GPdI Gloria yang digembalakan Almarhuma Pdt Emmy Rundengan-Tenzer, Pdt Noch Rungkat tercatat pernah melanjutkan perintisan Almarhum di Kabupaten Negara Bali, dan Pdt Harry Waworuntu diserahkan perintisan pelayanan di Kabupaten Klungkung Bali”, ujar Putri Sulung Almarhum Pdt Nicholas Rundengan, Pioner GPdI, Pdt DR. Dra Magdalena Rundengan, Ph.D, kepada Pantekosta Pos.
Ditambahkannya jika memperhatikan pidato Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, maka kami Keluarga Almarhum Pdt. Nicholas Rundengan berkesimpulan bahwa dalam peringatan HUT satu abad GPdI di Bali tersebut ada sebuah pembohongan publik yang sangat nyata dimana seorang pionir, pejuang dan pelaku sejarah GPdI khususnya di Bali yaitu Almarhum Pdt Nicholas Rundengan bersama Istri Pdt Emmy Tenzer(Meninggal 6 Maret 2021). “Sekali lagi saya atas nama Keluarga Besar Almarhum Pdt Nicholas Rundengan mengecam dan kecewa atas tindakan dan perlakuan tersebut, masa event perhelatan akbar seperti ini seorang Hamba Tuhan pioner GPdI diabaikan serta dilupakan oleh pimpinan gereja dan panitia”, Ungkap Magda jurubicara keluarga yang tidak mendapatkan undangan pada acara resmi. Masih terkait Kecaman dan kekecewaan, oleh keluarga masih ikut acara tersebut berlangsung seuai kenyataan dan tetap bersyukur sebab Allah Turut bekerja besama-sama didalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi DIA dan terpanggil sesuai dengan rencanaNya, (Roma 8:28).
Hal senada juga diungkap oleh salah satu anak Pioner GPdI di Banten yaitu Pdt. Drs Yopie Silooy, Gembala Sidang Jemaat GPdI Jalan Kisamaun dan GPdI Kebon Jati Tangerang Kota serta pernah empat periode menjadi Ketua MD-GPdI Banten beliau adalah anak tertua dari Almarhum Pdt Abraham Silooy, sebagai pelaku sejarah GPdI di tanah Banten. Sejak 81 Tahun yang lalu GPdI di Banten sudah dan dalam catatan sejarah Pdt Almarhum Abraham Silooy sudah merintis dan membangun pelayanan GPdI di enam lokasi gereja yang berbeda dan hingga saat ini pelayanan tersebut tetapa berjalan dan berkembang, namun pada peringatan Satu Abad GPdI dilupakan dan diabaikan oleh pimpinan GPdI baik MP maupun MD. Anak-anak Almarhum Pdt Abraham Silooy yang semuanya hingga saat ini setia di GPdI, mengecam dan kecewa atas pimpinan MP-GPdI dan panitia Satu Abad GPdI yang melupakan, mengabaikan dan tidak memberikan undangan”, Jelas Pdt Drs Yopie Silooy. (TIM Panpos)