KEPEMIMPINAN YANG MENDORONG DAN MEMPERSIAPKAN PENERUS: SEBUAH TELADAN ALAKITABIAH

0
berti

Pdt. Dr. Leonard B. Motulo, M.Th

Jurnal Pantekosta Pos

Penulis : Pdt. Dr. Leonard Berty Motulo, M.Th, (Pengajar/Dosen/Puket III, STT IKI El-Shaddai  Sario Manado, Sekrearis II MD-GPdI Sulut, Gembala Sidang GPdI Karmel Ratatotok, Minahasa Tenggara Sulut

Pendahuluan

Dalam dunia yang terus berubah dan penuh tantangan, kepemimpinan tidak lagi hanya soal bagaimana seseorang mampu mengatur, memimpin, dan mencapai tujuan, tetapi juga sejauh mana ia mampu mendorong dan mempersiapkan penerus untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dengan integritas dan keberhasilan. Kepemimpinan yang transformatif dan reproduktif menjadi sangat penting dalam berbagai bidang, terutama dalam pelayanan Kristen. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kepemimpinan yang mampu mendorong dan mempersiapkan penerus menurut prinsip-prinsip Alkitab, dengan landasan teks Ibrani dan Yunani, definisi, pendapat para pakar, serta penerapan praktisnya.

Definisi Kepemimpinan

Menurut John C. Maxwell, seorang ahli kepemimpinan Kristen terkenal, “Leadership is influence – nothing more, nothing less.” Kepemimpinan adalah pengaruh. Dalam konteks Kristen, kepemimpinan tidak sekadar soal posisi, melainkan bagaimana seseorang memberi teladan, menginspirasi, dan membentuk karakter orang lain untuk siap melayani.

Dalam Alkitab, konsep kepemimpinan erat dengan penggembalaan, pelayanan, dan pemuridan. Kata “pemimpin” dalam Ibrani adalah nagid (נגיד), yang berarti “penguasa, pengawas, atau penuntun”. Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani yang sering digunakan adalah hēgeomai (ἡγέομαι), yang berarti “memimpin, memandu, menjadi penuntun.

Dasar Alkitabiah dan Kajian Bahasa Asli

  1. 2 Timotius 2:2

“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, itu percayakanlah kepada orang-orang yang dapat dipercayai yang juga cakap mengajar orang lain.”

Kata “percayakanlah” berasal dari kata Yunani paratithēmi (παρατίθημι), yang berarti “menyerahkan, mempercayakan, atau mewariskan sesuatu yang berharga kepada orang lain.”

Konsep ini menunjuk pada proses pemuridan dan transfer tanggung jawab sebagai inti dari kepemimpinan Kristen.

  1. Yosua 1:1-2

“Sesudah Musa, hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu…”

Kata Ibrani untuk “abdi” adalah mesharet (מְשָׁרֵת), yang berarti pelayan atau pembantu setia. Yosua dipersiapkan sejak awal sebagai penerus Musa, bukan hanya melalui pelatihan, tapi juga karena kesetiaannya dalam melayani pemimpinnya.

  1. 2 Raja-Raja 2:9

“Elia berkata kepada Elisa: Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat daripadamu.”

Ini menunjukkan betapa seorang pemimpin seperti Elia tidak hanya memimpin, tapi juga memberi ruang dan warisan rohani kepada penerusnya.

Karakteristik Kepemimpinan yang Mendorong dan Mempersiapkan Penerus

  1. Berorientasi pada Pemuridan Kepemimpinan sejati meniru model Yesus yang memanggil, membentuk, dan mengutus murid. Yesus tidak hanya mengajar mereka, tapi memperlengkapi mereka untuk meneruskan misi-Nya (Matius 28:18-20).
  2. Membangun Hubungan yang Mendalam Hubungan antara Musa dan Yosua, Elia dan Elisa, Paulus dan Timotius menunjukkan adanya relasi yang melampaui sekadar profesional. Pemimpin membangun kepercayaan dan kedekatan emosional dengan calon penerusnya.
  3. Memberi Kesempatan Bertumbuh Kepemimpinan yang baik memberi ruang bagi penerus untuk belajar dari pengalaman, bahkan dari kesalahan. Yesus memberi murid-murid-Nya pengalaman misi (Lukas 10:1-20) sebelum akhirnya Dia naik ke surga.
  4. Mentor dan Teladan Seorang pemimpin yang mendorong penerusnya menjadi mentor yang konsisten dan menjadi teladan dalam perkataan, tindakan, dan iman (1 Korintus 11:1 – “Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus.”).

Pendapat Para Pakar

John Maxwell berkata, “A leader’s lasting value is measured by succession.” Nilai kepemimpinan yang bertahan adalah seberapa baik ia meninggalkan warisan dan mempersiapkan penerus.

Bill Hybels, pendiri Willow Creek, menekankan bahwa “Pemimpin yang bijak adalah mereka yang selalu berpikir tentang siapa yang akan menggantikan mereka.”

Andy Stanley, dalam bukunya Next Generation Leader, mengatakan: “Kepemimpinan adalah tentang memaksimalkan potensi orang lain, bukan hanya keberhasilan pribadi.”

Penerapan dalam Kehidupan Pelayanan dan Gereja

  1. Dalam Gereja Lokal

Gembala sidang harus mengidentifikasi dan membina pemimpin muda atau pengerja yang memiliki potensi. Melibatkan mereka dalam pelayanan aktif dan memberi tugas yang bertahap membentuk kepemimpinan mereka secara alami.

  1. Dalam Pelayanan Organisasi

Para pemimpin sinode, majelis, atau lembaga pelayanan Kristen harus mulai memikirkan dan membentuk struktur regenerasi, dengan pelatihan dan mentoring sebagai bagian dari sistem.

  1. Dalam Keluarga Kristen

Orang tua adalah pemimpin pertama bagi anak-anak mereka. Mempersiapkan penerus dalam keluarga berarti membentuk karakter, iman, dan tanggung jawab sejak dini.

Teladan Alkitabiah Kepemimpinan yang Memperlengkapi Penerus

Musa dan Yosua: Musa mempersiapkan Yosua secara rohani, administratif, dan militer. Ia tidak hanya menunjuk Yosua secara tiba-tiba, tapi dengan pembentukan bertahun-tahun (Bilangan 27:18-23).

Elia dan Elisa: Elia memberi kesempatan kepada Elisa untuk melayani dan menyaksikan kuasa Tuhan secara langsung. Elisa bahkan menerima dua bagian dari roh Elia (2 Raja-Raja 2:9-14).

Yesus dan Para Murid: Selama tiga setengah tahun, Yesus melatih para murid-Nya dengan pengajaran, demonstrasi kuasa, koreksi, dan pengutusan. Ia mempercayakan gereja kepada mereka.

Kesimpulan

Kepemimpinan yang mendorong dan mempersiapkan penerus adalah wujud kasih, kerendahan hati, dan visi jangka panjang. Dalam Alkitab, kita melihat bahwa Tuhan sangat menghargai pemimpin yang membentuk generasi selanjutnya, bukan yang membangun kerajaan pribadi. Pemimpin yang baik bukan yang hebat sendiri, tapi yang mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin hebat berikutnya.

Dalam dunia pelayanan dan kehidupan gereja, kita dipanggil untuk tidak hanya memimpin, tapi juga membentuk dan mempercayakan tongkat estafet kepada generasi penerus. Sebab dalam Kerajaan Allah, keberlanjutan misi lebih penting dari kejayaan pribadi.

Ayat Penutup:

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

(Efesus 2:10)

 

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *