KETUA UMUM GPdI UTUS PENDETA HERRY LUMATAUW & PENDETA EFRAYIM DACOSTA DI ACARA PENAMATAN SA TORAJA

0
IMG-20230601-WA0178

KIKA: Pdt. EFRAYIM da COSTA, Pdt. HERRY LUMATAUW, Pdt J RANTE

Tanah Toraja, Sulsel, PANTEKOSTA POS, Informasi Sekolah Alkitab—Setelah mengikuti pembelajaran-pendidikan selama sembilan bulan 33 Orang Siswa-Siswi SA GPdI Tanah Toraja Sulawesi Selatan, akhirnya ditamatkan, diutus dan ditempatkan ke-berbagai tempat di Indonesia untuk berpratek-menjadi pengerja, juga ada yang kembali dalam pelayanan sebagai gembala jemaat. Acara Penamatan-pengutusan yang berlangsung pada hari Rabu, 31 Mei 2023, dihadiri oleh Pendeta Dr. Herry Lumatauw, M.Th. Ketua Harian MP GPdI dan Pendeta Dr. Efrayim Da Costa, M.Th Sekretaris MP GPdI didampingi Pendeta Chemuel Watulingas, SH, M.Th, Staff Khusus MP GPdI, Plt SA, Pendeta J Rante, Gembala-gembala jemaat dan tamu undangan warga GPdI.

KIKA: Pdt. EFRAYIM da COSTA, Pdt. HERRY LUMATAUW, Pdt J RANTE

Menurut Pdt.Musa Senolinggi’,S.Pd, Ketua Harian SA GPdI Tanah Toraja, “Angkatan XLIV Tahun 2022-2023 ada 33 siswa/i terdiri dari tingkat 1 dan 2. Ketua Harian sangat berharap kedepan para siswa-siswi yang diutus mereka dapat; “1. Bertahan dalam menjalani proses Praktek dengan loyal kepada gembala tempat dimana siswa/i,tersebut dipraktekkan.Seban gereja kita sangat menanamkan akan Loyalitas kepada Pimpinan. 2. Siswa/i, tersebut dapat mempraktekkan etika pelayanan yang telah dipelajari di SA Toraja serta dapat mempertajamnya melalui Gembala-gembala yang akan mendidik mereka,khususnya dalam hal etika berorganisasi. 3. Siswa/i, tersebut kiranya menyadari dengan benar akan tugas dan tanggungjawab pelayanannya sesuai dengan panggilan dari Tuhan,sehingga Mereka menjadi pelayan Tuhan yang memiliki mentalitas yang Alkitabiah. 4. Siswa/i,tersebut dapat menemukan karunia pelayanan serta menggali semua potensi yang berikan Tuhan melalui pendampingan gembala dimana mereka berpraktek sehingga kapasitas dan kompetensi untuk melayani dapat tersalurkan disetiap bidang pelayanan yang komplek di era modern tetapi arahnya atau tujuannya adalah menjalankan amanat agung dari Tuhan Yesus Kristus”, Ungkap Musa Senolinggi’,S.Pd.

Pdt. Chemuel Watulingas Menyerahkan Tanda Kelulusan kepada Salah Satu Perwakilan Siswi

Hal senada disampaikan Pendeta Dr Herry Lumatauw, M.Th, Ketua Harian MP-GPdI, saat menyampaikan kotbah pada acara penamatan dan pengutusan Siswa-siswi SA GPdI Toraja. Ada empat hal penting diingatkan oleh Pendeta Herry kepada para Siswa-siswi yang akan dan sudah terjun praktek dalam pelayanan, berangkat dari tema SA GPdI yang diangkat yaitu “BERITAKANLAH INJIL KERAJAAN ALLAH DIMANA-MANA”, “dengan memiliki modal karakter yang baik disamping itu kita harus memiliki; 1. Miliki Kekayaan Firman Allah (2 Timotius 3:16), 2. Miliki Kuasa Rohkudus (Kisah Rasul 1:8), 3. Miliki Kerendahan Hati (Lukas 19), 4. Miliki Nama Baik atau Nama yang Harus”, Kata Herry Lumatauw, Gembala GPdI Shekinah BSD Tangerang Selatan.

Tidak ketinggalan pada acara penamatan SA GPdI Toraja, hadir salah satu cucu Pendiri SA GPdI Toraja, Pendeta Efrayim da Costa, mewakili Ketua Umum MP GPdI kehadiran, Pendeta Efrayim da Costa (Sekretaris MP GPdI, disamping memberikan sambutan pada acara penamatan dan pengutusan juga menyerahkan bantuan, “uang tunai dari MP untuk dipergunakan bagi kepentingan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, Pendeta Efrayim da Costa, mengatakan kiranya dengan bantuan dana dari MP tersebut dapat dipergunakan dengan baik demi kelangsung jalannya kegiatan SA GPdI di Toraja” Ungkap Pendeta yang biasa disapa Ferry.

SELAYANG PANDANG SA TORAJA
Sekolah Alkitab toraja adalah salah satu ikon GPdI di Toraja sekaligus sebagai fakta yang tak terbantahkan dari hasil pelayanan pionir GPdI di Toraja yang begitu gigih dalam pelayanan. Beliau adalah almarhum Pdt. Efrayim Lesnussa (Gembala GPdI “BETESDA” Makassar), beliau mendidik para putra-Putri toraja sekaligus melibatkan mereka dalam pelayanan di berbagai daerah di Sulawesi, khusunya Sulawesi Selatan dan di Toraja. Dalam perkembangan pelayanan yang semakin meluas dikalangan GPdI di Toraja, dibutuhkan para hamba-hamba Tuhan yang telah terdidik dan bertumbuh dalam pengetahuan akan firman Allah serta telah terpanggil untuk melayani Tuhan di bendang pelayanan saat itu, maka muncullah inisiatif dari Tuhan melalui Visi dari Pionir dan para Hamba-Hamba Tuhan senior Toraja pada Tahun 1960 untuk membentuk sebuah wadah pendidikan Formal dikalangan GPdI yang kala itu nomenklatunya adalah “Kursus Latihan Penginjil” (KLPI) dan visi itu terealisasi pada tahun 1961.

Almarhum Pdt. E Lesnussa mengutus dua orang putra Toraja yang telah teruji dalam pelayanan dan dianggap mampu untuk menata serta mendampingi Pdt.Petrus Salempang (Gembala GPdI “BUKIT AJAIB” Lemo) sebagai Pengelola KLPI. Adapun dua orang tersebut adalah: Pdt. Dan Bara’langi Tambing (almarhum) dan Pdt.Dr HL.Payung (Gembala GPdI Salu Sarambu) dan memulai angkatan Pertama KLPI di GPdI “BUKIT AJAIB” Lemo, Tana Toraja. Dengan jumlah murid pada waktu itu sebanyak 13 orang dengan waktu pendidikan selama enam bulan. Proses pendidikan terus berjalan dari tahun 1961 sampai tahun 1970, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang semakin berkembang di desa-desa. KLPI ini terpending dari tahun 1970-1986, pada tahun 1971 proses pendidikan sempat terhenti, akhirnya tahun 1973 di Malino Kabupaten gowa oleh Pdt. M. F. Da Costa, (Ketua MD saat itu) bertindak untuk mengelolah KLPI di Lemo dengan melanjutkan angkatan Sembilan KLPI dengan nomenklatur MALINO EVANGELIZE CENTER (MEC) di bawah naungan GPdI “Betesda” Makassar.

Melihat kebutuhan tenaga dalam pelayanan pada waktu itu akhirnya para Hamba Tuhan senior kembali sehati untuk memohon kepada pimpinan gereja, supaya kursus pelatihan penginjilan di Lemo di buka kembali, pada tahun 1986 melalui pimpinan gereja berdasarkan kebutuhan pelayanan maka KLPI tersebut boleh dilanjutkan kembali di bawah pimpinan Pdt. Petrus Salempang dengan dukungan seluruh Hamba-Hamba Tuhan di Tana Toraja dan sekitarnya. Pengelolah KLPI di lemo yang dimulai dari segala keterbatasan terus berkembang para Alumni-Alumni mengisi cabang-cabang pelayanan dan merintis pelayan bukan hanya di Toraja tapi ke Luwu, Polmas, bahkan diluar Sulawesi Selatan. Melalui perjuangan panjang oleh para Hamba Tuhan senior di Toraja dalam meningkatkan mutu pendidikan, oleh pimpinan gereja Nomenklaturnya diubah dari Kursus pelatihan penginjil (KLPI) menjadi Sekolah Alkitab berdasarkan standar pendidikan GPdI, yang waktu itu disebut Sekolah Alkitab Lemo Tanah Toraja (SALT) pada tahun 1992/1993.

Dari kursus berkembang menjadi sekolah, maka penataan akan pengelolaan pendidikan terus ditingkatkan akhirnya Majelis Pusat (Departemen Pendidikan dan Pengajaran) mengadakan penataan administrasi pendidikan Sekolah Alkitab dikalangan GPdI, maka diangkatlah kepala Sekolah Alkitab yang ada disetiap Sekolah Akitab GPdI. Untuk Kepala SALT diangkat Pdt. Frederik Salmon Musa, S.Th., pada tgl 19 juli 1997 Kepala sekolah dijabat oleh Pdt. Gustaaf Rewah,M.Th, pada waktu itu juga proses pembelajaran dialihkan tempatnya di Kalaulu karena di Kalaulu telah ada tanah dan fasilitas bagi SALT, akhirnya berubah nama menjadi Sekolah Alkitab Kalaulu Tanah Toraja,karena disesuaikan dengan nama tempat.Proses pemindahan itu terjadi karena, lokasi di GPdI “BUKIT AJAIB” Lemo tidak memungkinkan lagi untuk menambah bagunan gedung sebagai tempat proses belajar mengajar setelah ditinjau oleh Majelis Pusat GPdI yang telah bekerjasama dengan penyandang dana waktu itu, akhirnya Seorang anak Tuhan (Bpk Benyamin Tangkesalu) tergerak hatinya untuk menghibahkan tanah untuk GPdI yang diatasnya dibangun Sekolah Alkitab, dengan cepat pimpinan menunjuk Pdt. B.B. Kadang, BA, S.Th., sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan dengan SALT karena beliau adalah bagian dari pimpinan kolektif kolegial yang mengelolah sekolah pada waktu masih berkampus di Lemo. Oleh Majelis Pusat beliau mendapat mandat melalui surat tugas untuk menyelesaikan segala bentuk administrasi akan proses hibah dan menyelesaikan bangunan sekolah Alkitab Toraja.

Beberapa Tahun kemudian, Pdt. Dr. HL Payung, dalam symposium di Kawangkoan, Sulut, dilantik menjadi kepala Sekolah Alkitab Kalaulu Tana Toraja. Diera kepemimpinan Pdt. Dr. HL. Payung, Tana Toraja dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Toraja Utara dan Tana Toraja. Akhirnya disepakati perubahan Nama sekolah menjadi Sekolah Alkitab Toraja, sebab daerah Kalaulu itu berada di area kabupaten Toraja Utara, dan untuk mengakomodir kedua kabupaten maka disepakati nama sekolah ini adalah sekolah Alkitab Toraja.

Pada tgl 3 Mei 2018 oleh keputusan Majelis pusat mengangkat Plt Pdt. Johny Rante  menjadi kepala sekolah SA Toraja sampai sekarang ini. Sekolah Alkitab Toraja adalah bagian dari GPdI di Toraja, bahkan lahir karena kebutuhan pelayanan GPdI di daerah Toraja tetapi juga GPdI diseluruh Indonesia, karena banyak hamba-hamba Tuhan yang telah dididik dan dilatih di SA Toraja telah tersebar ke seluruh pelosok negeri ini. Telah tercatat bahwa mulai dari angkatan I sampai pada Angkatan ke-XL, dari tahun 1961-2018 SA Toraja telah mencetak + 1000 Hamba Tuhan, baik yang melayani dikalangan GPdI maupun didenominasi lain dengan berbagai tanggungjawab lain.

Akhirnya doakan dan dukung terus GPdI, Kita melayani bagi TUHAN Melalui GPdI, Kita mengiring Tuhan melalui GPdI, kita bertumbuh di dalam iman melalui GPdI, Kita setia menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus melalui GPdI…….
GPdI Toraja Marendeng, SA Toraja Marampa, Toraya maelo’saeloko kasaenna puang Yesus..
EBEN-HAEZAR 70 Tahun GPdI di Toraja.
(Selayang pandang ini untuk komsumsi pribadi-Hanya ingin mengetahui sejarah SA Toraja dan dinamikanya,sehingga ada bahasa-bahasa yang bisa ditafsirkan dan pertanyakan yang akan dijelaskan oleh penulis) (Liputan Pantekosta Pos/Infokom GPdI: Chemuel Watulingas, Efrayim da Costa, Pantekosta Pos/Infokom MP GPdI).6i
Sumber Wawancara: (Pdt.HL Payung, Pdt.P.Kala’Padang, Pdt.Paulus Payung, Foto COPY dokumen Dari.Pdt.B B Kadang).

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *