Pdt Hendrik Runtukahu MPR MP-GPdI: Pdt Hengky Tohea: “Ganti Merek Gereja” Pertimbangkan Ulang Tetaplah GPdI
JatisronoWonogiri, Pantekostapos.com,-Dua minggu usai MUKERNAS GPdI di Jakarta muncul sebuah pernyataan resmi yang menghebohkan dan sudah viral di medsos tentang PENGUNDURAN DIRI dan KELUAR DARI GPdI, seorang tokoh, senior, panutan GPdI adalah Pdt Hengky Tohea, Mantan Ketua BMCE GPdI. Selama beliau berada dalam sebuah organisasi yang bernama GPdI tak pernah Hamba Tuhan ini terdengar terlibat dalam kasus atau masalah interen GPdI.
Sosok bernama Pdt Hengky Tohea adalah panutan dan pekerja keras dikenal sebagai Hamba Tuhan senang melayani, membangun dan merintis pekerjaan Tuhan di Jawa Tengah. Fakta ada beberapa pelayanan yang beliau rintis salah satunya, di Jatisrono Wonogiri Jateng dahalunya GPdI sekarang sudah berubah menjadi Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI). Kami merasa nyaman setelah keluar dari GPdI, mengalah dan tidak mau melawan terhadap pimpinan kami sebelumnya di GPdI. Adalah hak kami untuk memilih keluar dari GPdI karena alasan kami sangat jelas bahwa: ASPIRASI jemaat di Jatisrono terkait dengan usulan dan permitaan pelayanan dipegang oleh Pdt ONESIMUS (Kordinator) tidak bisa didengar dan diterima (Ditolak) oleh Pimpinan Organisasi Gereja dalam hal ini Ketum MP-GPdI Pdt Dr Jhonny Weol, maka inilah yang menjadi alasan Pdt Hengky Tohea dan jemaat menyatakan diri mundur dan keluar dari keanggotan GPdI.
Sebelumnya aspirasi jemaat GPdI Jatisrono dituangkan dalam bentuk surat dan diteruskan ke Ketua Umum GPdI, juga sudah beberapa kali jemaat Jatisrono menyampaikan surat ke pimpinan organisasi MD-GPdI Jateng, hanya tidak pernah didengar dan ditanggapi secara positif yang terkait dengan jemaat GPdI Jatisrono dimana Pdt ONESIMUS sebagai kordinator yang ditunjuk oleh Pdt Hengky Tohea (Gembala Jemaat Mawar Saron), Pemalang Jawa Tengah dapat melayani jemaat agar TIDAK TERPECAH dan tetap GPdI. Dasar inilah yang membuat Jemaat di Jatisrono melayangkan surat ke Majelis Pusat GPdI namun suratnya TIDAK DITANGGAPI malah Ketum MP-GPdI, Pdt DR Jhonny Weol, MM, MTh dalam sebuah VIDEO yang sudah viral di MEDSOS yang isinya pertemuan MD-GPdI Jateng, Ketum GPdI mengatakan: “Terkait penanganan kasus di Jatisrona Ketum MP GPdI untuk penyelesaiannya di serahkan kepada Pimpinan Organisasi dalam hal ini MD-GPdI Jawa Tengah. Hal ini membuat kecewa Jemaat di Jatisrono dan Pdt Hengky Tohea sebagai Gembala Jemaat Induk mengatakan ketika Ketum GPdI menyerahkan ke MD-GPdI Jateng kemudian MD-GPdI Jateng menunjuk Pdt Jemmy Ratar sebagai Karteker untuk menyelesaikan masalah Jatisrono bukannya menyelesaikan malah menjadi tambah masalah, seharusnya Ketum GPdI lah yang harus menunjuk orang pusat untuk menanggani masalah Jatisrono. Karena aspirasi jemaat tidak didengar lebih baik keluar dan pindah organisasi gereja lain (Ganti Merek) sekarang GJKI kami sangat berharap jangan ada lagi oknum-oknum tertentu yang ganggu lagi termasuk kepada Pimpinan Gereja GPdI Jateng jangan ganggu kami lagi seperti halnya yang terjadi dengan kejadian pada hari Minggu 10 Oktober 2021, Ada yang datang mencabut dan menurunkan SPANDUK yang bertuliskan Jemaat Kristen Indonesia”, Ungkap isteri Pendeta Hengky Tohea kepada Pantekosta Pos.
Ditambahkan, tidak benar apa yang dikatakan oleh Pdt Jemmy Ratar (Karteker) ada 70 sampai 80 jemaat yang dilayaninya, fakta lewat video yang beredar hanya ada sekitar 28-30 orang, juga ada yang mengatakan bahwa Pdt Hengky Tohea pernah MENYERAHKAN Pelayanan GPdI dan segala asset di Jatisrono yaitu TANAH dan BANGUNAN itu tidak benar, yang benar adalah TIDAK PERNAH MENYERAHKAN tanah dan bangunan gereja tersebut asset tersebut masih atas nama Hengky Tohea. Setelah keluar dari GPdI Sampai jemaat Jatisrono yang mendukung pelayanan Pdt Hengky Tohea melalui kordinatornya Pdt Onesimus masih ada 40 puluhan lebih orang. Sementara itu terkait dengan pelayanan di Jatisrono yang dulunya, “pelayanan tersebut dirintis oleh Pdt Hengky Tohea dibenarkan oleh Pdt Grety Runtukahu, Ibu Gembala GPdI Wonogiri, kemudian menegaskan bahwa seingatnya pelayanan tersebut sejak 21 Tahun lalu sudah diserahkan oleh Pdt Hengky Tohea ke MD-GPdI Jateng dan soal asset tidak tahu”, Ungkapnya kepada Pantekosta Pos.
Sebelum menyatakan pengunduran dirinya secara terbuka, Pdt Hengki Tohea terlebih dahulu sudah mengirm surat kepada Ketum MD-GPdI, Pdt DR. Jhonny Weol, MM, MTh, dalam isi suratnya tersebut sudah jelas menyatakan dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada pimpinan organisasi Gereja Pantekosta di Indonona (GPdI) dimana Hengky Tohea mendedikasikan dirinya selama kurang lebah 40 (ampat puluh) tahun telah membuka Iadang-ladang baru dan menggembalakan selain Hengky Tohea juga berterima kasih karena telah diberikan kesempatan dalam kepengurusan organisasi, dari Majelis Wilayah selama 10 (sepuluh) tahun, Majelis Daerah selama 15 (ima belas) tahun dan Majelis Pusat selama 5 (lima) tahun.
Terkait dengan surat pengunduran diri dan keluar dari GPdI yang sudah dilayangkan ke Ketum MP-GPdI Pdt Dr Jhonny Weol langsung ditanggapi oleh Pdt Hendrik Runtukahu salah satu Pimpinan Gereja, yang duduk sebagai Majelis Pertimbangan Rohani (MPR) MP-GPdI, Pdt mengatakan: “Pengambilan keputusan dari seorang Hamba Tuhan Senior GPdI, Pdt Hengky Tohea yang keluar dari GPdI dan Ganti Merek Gereja merupakan hak dan pilihannya dan pertimbangkan ulang secara matang. Hengky Tohea di kalangan GPdI sangat dikenal, beliau adalah pimpinan yang tidak neko-neko, dihormati dan disegani. Ditinjau dari sisi pelayanan berhasil dan Pdt Hengky Tohea adalah seorang Hamba Tuhan yang ulet dan pejuang bagi GPdI, juga anak seorang Hamba Tuhan senior GPdI dari Sulawesi Tengah. Harapan, dari Pdt Hendrik Runtukahu karena belum terlalu jauh, Senior GPdI Pdt Hendrik Runtukahu menyarankan jangan terbawa emosi dulu, masih bisa diselesaikan, dan tetaplah GPdI”, Harap Pdt Hendirik Runtukahu, Gembala GPdI Rajawali Surabaya. Hal senada disampaikan Pdt GA. Panjaitan, Salah satu Ketua MP-GPdI sangat prihatin denga napa yang terjadi terhadap Pdt Hengky Tohea, beliau adalah sahabat dan kawan sekerja Allah bersama-sama dengan saya melayani di GPdI Jateng, Panjaitan mengatakan: “Pdt Hengky Tohea, salah satu anggota di MP-GPdI seharusnya keputusan sudah diambil tidak terjadi masih ada kesempatan tetaplah GPdI masih ada ruang terbuka untuk menyelesaikan masalah”, jelas Pdt. GA Panjaitan. (Chemuel Watulingas)
)