PENDETA DAVID WURANGIAN, S.Th, DILANTIK MENJADI GEMBALA DEFINITIF GPdI KOTA GORONTALO, OLEH MP-GPdI DILAKUKAN PENDETA DR. HERRY LUMATAUW, M.Th, KETUA HARIAN
Kota Gorontalo, PANTEKOSTA POS, Infomasi Kematian & Pelantikkan—Kematian semua orang yang dikasihi Tuhan, berharga di mata-Nya. Kata ‘berharga’ artinya memiliki nilai. Suatu barang atau apapun benda yang berharga, pasti akan dijaga, dirawat dan dipelihara. Sebaliknya bila barang atau benda yang tidak memiliki nilai maka akan dicampakkan atau dibuang. Meskipun demikian, ada makna yang lebih besar di sini. Ada sesuatu dalam kematian orang yang dikasihi Tuhan yang melampaui rasa dukacita kita atas kepergian mereka. Satu terjemahan Alkitab memberi penjelasan, ‘Berharga (penting dan bukan hal sepele) di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya (umat-Nya).’ Versi lain mengatakan, ‘Orang-orang yang dikasihi Tuhan begitu berharga bagi-Nya dan Dia tidak membiarkan mereka mati begitu saja.’ Artinya, Allah tak menganggap enteng kematian. Yang ajaib dari anugerah dan kuasa-Nya adalah sebagai orang percaya, hilangnya nyawa di bumi juga akan membawa manfaat besar. Mungkin, saat ini kita hanya mengetahui gambarannya secara sekilas. Tetapi suatu hari nanti, kita akan memahami semuanya dalam terang-Nya yang sempurna.
Kematian merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, bila Tuhan sudah berkehendak atasnya, maka tidak ada seorangpun yang berkuasa untuk menahan hari kematian, ’Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian, Jadi kematian bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, ketika waktunya Tuhan tiba untuk memanggil anak-anak-Nya berpulang ke rumah Bapa di Sorga. Menurut iman kristiani, kematian jasmani/fisik terjadi dan dialami oleh semua manusia sebagai akibat dari kejatuhan manusia dalam dosa manusia. Dalam kitab Roma disebut-kan; ’Sebab upah dosa ialah maut… ‘(Roma 6:23). Ini berarti sehebat dan sekuat apapun manusia, pasti akan mengalami kematian secara fisik. Namun demikian bagi kita, orang-orang percaya, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan suatu awal atau permulaan dari kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan di Sorga. Itulah sebabnya dalam Mazmur 116:15 di tuliskan, ’Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya,’
Adalah seorang Ibu Gembala GPdI Jalan Raja Eyato No.18, Kota Gorontalo, bernama Pendeta Dra. Jeane. Ivone Wurangian-Mawikere, yang sejak usia mudah sampai usianya senja telah memberi seluruh hidupnya melayani pekerjaan Tuhan dan pelayanannya sudah sejak dari Sulawesi Utara hingga ke Kota Gorontalo dan Pelayanan di GPdI Kota Gorontalo, Ibu Gembala Jeane Ivone Wurangian-Mawikere ikut mendampingi suaminya bertahun-tahun dan kemudian suaminya meninggal, MP-GPdI melantik Ibu Jeane Ivone Wurangian-Mawikere menjadi Gembala Definitif yang diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) 037/MP/GPdI/2009, Tentang Penetapan Gembala Jemaat GPdI Jalan Raja Eyato 18, Gorontalo. Kekinian, Sabtu 8 Juni 2023, Meninggal Dunia dan Jenazah Almarhumah selama beberapa hari, disemayamkan didalam gedung gereja GPdI Kota Gorontalo dan rencananya menurut anaknya Pendeta David Wurangian, Jenazah Mamanya, Pendeta Jeane Ivone Wurangian-Mawikere akan diberangkatkan Malam, Senin 10 Juni 2023 dan akan dimakamkan di Pakuure, Minahasa Selatan Sulawesi Utara.
Jenazah Almarhuma Ibu Pendeta Dra. Jeane Yvone Wurangian-Mawikere, sebelum diberangkatkan ke Desa Pakuure Minsel, oleh utusan MP-GPdI melalui Pendeta Dr. Herry Lumatauw, yang hari ini Senin, 10 Juni 2023, sudah berada ditengah-tengah jemaat dan Jenazah Almarhumah, GPdI Kota Gorontalo, disaksikan, dihadiri Ketua MD-GPdI dan Jajarannya, Gorontalo, sekaligus ikut menyetui dan mengawal SK MP-GPdI yang dibacakan Pendeta Dr. Herry Lumatauw yang melaksanakan Tugas Pelayanan sebagai pimpinan gereja Utusan Ketum MP-GPdI dihadapan jemaat, pimpinan-pimpinan gereja GPdI Gorontalo dan dihadapan Jenazah Almarhumah, Ibu Pendeta Dra. Yeane Wurangian-Mawikere, MELANTIK & MENETAPKAN, Pendeta David Wurangian, S.Th, didampingi oleh Istrinya Desy Wurangian menjadi GEMBALA SIDANG DEFINITIF di GPdI Kota Gorontalo menggantikan Almarhumah, (Mama) Ibu Pendeta Dra. Jeane Yvone Wurangian-Mawikere diikuti dengan penantanganan SK yang dikeluarkan MP-GPdI tanggal 10 Juni 2023, ditanda tangani oleh Ketum dan Sekum GPdI, Pendeta Dr. Johnny, MM., M.Th dan Pendeta Elim Simamora, D.Min, D.Th. Ditengah-tengah suasana Ibadah Penghiburan, Pemberangkatan dan pelantikkan tampak, para Gembala/gembala Gorontalo dan Tamu dari Jakarta diantaranya Pendeta R Mandey (Ketua KP PELAHT), Pendeta Port, Ropa, Pendeta Jeffry Runtulalo, dan Pdt. Ezra Saerang.
Pada kesempatan yang sama ibadah pelantikkan tersebut, Pendeta Dr. Herry Lumatauw, M.Th, (Ketua Harian MP-GPdI), menyampaikan kotbah penghiburan-pelantikkan mewakili Ketum MP- GPdI, dan Pendeta Herry Lumatauw, terkait dengan meninggalnya Almarhumah, Ibu Pendeta Dra. Jeane Yvone Wurangian-Mawikere, Herry membacakan sebuah ayat Kitab Suci Wahyu 14 : 13, tentang “BERHAGIALAH ORANG YANG MATI DALAM TUHAN” Dijelaskan Pendeta Herry L, “Yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Banyak kisah, banyak kenangan, banyak cerita yang kita alamai dalam kebersamaan dengan almarhumah kekasih kita. Ada kisah manis, ada kisah yang saat kita ingat membuat kita menagis karena terharu, ada kisah yang berkesan dan tidak kita lupakan. Jadi saat orang terkasih kita dipanggil Tuhan, kita semua kehilangan, kita semua berduka dan bersedih. Ungkap Pendeta Herry. (Penulis/Peliput; Pendeta Ch. Rafael Fiemon Watulingas, SH,M.Th, CSM, Pendeta Port Ropa, Pantekosta Pos).