PENDETA OYKE WORAN & ISTRINYA: PANGILAN TUHAN DI TENGAH TANTANGAN
Wawancara Pers Pantekosta Pos di lokasi Pelayan: Maxie Tuahouns
Kakenturan, Minsel, 27 Mei 2024, PANTEKOSTA POS—Sosok Pendeta Oyke Woran dan istrinya, yang kini dipercaya menjadi Gembala Sidang di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Kakenturan, Sulawesi Utara, adalah figur yang tak asing lagi di kalangan jemaat. Dengan dukungan lebih dari 60 Kepala Keluarga serta Majelis Daerah (MD) GPdI Sulut, pasangan ini tetap berkomitmen menjalankan misi panggilan Tuhan meski dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Awal Panggilan dan Perjalanan Pelayanan
Pendeta Oyke Woran memulai pelayanannya sejak usia muda. Ia merasakan panggilan Tuhan yang kuat untuk mengabdi dalam dunia pelayanan, dan hal ini semakin diperkuat saat ia bertemu dengan istrinya yang memiliki visi yang sama. Bersama-sama, mereka memulai perjalanan rohani yang penuh tantangan namun juga penuh berkat. “Kami percaya bahwa setiap langkah kami adalah bagian dari rencana Tuhan,” ujar Pendeta Oyke.
Perjalanan mereka tidak selalu mudah. Tantangan demi tantangan datang, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga berbagai ujian yang menguji iman mereka. Namun, dukungan dari jemaat dan Majelis Daerah GPdI Sulut menjadi kekuatan yang memampukan mereka untuk terus maju. “Kami merasa sangat diberkati dengan dukungan yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bekerja melalui orang-orang di sekitar kami,” tambah istri Pendeta Oyke.
Tantangan di Tengah Pelayanan
Dalam menjalankan tugas sebagai gembala sidang, Pendeta Oyke tidak luput dari berbagai rintangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga keutuhan dan semangat jemaat di tengah berbagai isu sosial dan ekonomi yang melanda. Banyak jemaat yang menghadapi masalah pribadi dan ekonomi, dan ini menjadi beban tersendiri bagi pendeta dan istrinya.
Selain itu, ada juga tantangan dari pihak-pihak yang kurang menyukai pelayanan mereka. Beberapa orang merasa iri atau tidak setuju dengan cara mereka memimpin jemaat. “Kami hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan. Kami percaya bahwa setiap kritik dan tantangan adalah bagian dari ujian iman kami,” ungkap Pendeta Oyke.
Komitmen Terhadap Panggilan
Meskipun dihadapkan dengan berbagai kesulitan, Pendeta Oyke dan istrinya tetap berkomitmen untuk melayani Tuhan hingga akhir hayat. Mereka percaya bahwa pelayanan adalah bentuk pengabdian tertinggi dan bahwa setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari proses pendewasaan rohani.
“Kami telah memberikan hidup kami sepenuhnya untuk melayani Tuhan. Kami tidak akan mundur meski tantangan datang bertubi-tubi. Kami percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kami,” tegas Pendeta Oyke.
Dukungan dari jemaat dan MD GPdI Sulut menjadi penopang utama dalam perjalanan pelayanan mereka. Dengan lebih dari 60 Kepala Keluarga yang mendukung, Pendeta Oyke merasa bahwa tanggung jawab ini adalah amanah yang harus dijaga dengan baik. “Dukungan ini bukan hanya bentuk solidaritas, tapi juga bukti nyata bahwa Tuhan bekerja melalui jemaat-Nya,” tambahnya.
Pengakuan dari MD GPdI Sulut
Majelis Daerah GPdI Sulut secara resmi mengakui dan mendukung pelayanan Pendeta Oyke di GPdI Kakenturan. Pengakuan ini tidak hanya menjadi penguat bagi pendeta dan istrinya, tetapi juga menjadi penegasan bahwa pelayanan mereka sesuai dengan visi dan misi GPdI.
“Kami mengakui dan mendukung penuh pelayanan Pdt. Oyke di GPdI Kakenturan. Dedikasi dan komitmen beliau adalah contoh yang baik bagi kita semua,” ungkap salah satu anggota MD GPdI Sulut yang minta Namanya tidak disebut.
Harapan dan Doa
Melihat perjalanan dan dedikasi mereka, tidak heran jika banyak jemaat dan masyarakat yang mendoakan agar Pendeta Oyke dan istrinya tetap kuat dalam pelayanan mereka. Banyak yang berharap agar mereka terus menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
“Kami berdoa agar Pendeta Oyke dan istrinya terus diberkati dan dikuatkan dalam setiap langkah pelayanan mereka. Kami yakin bahwa Tuhan akan selalu menyertai mereka,” ujar seorang jemaat.
Pendeta Oyke sendiri berharap agar pelayanannya dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih luas. “Kami ingin melihat lebih banyak orang yang diberkati melalui pelayanan kami. Kami ingin menjadi saksi kasih Tuhan di dunia ini,” tutupnya.