PENGAKUAN IBU GEMBALA INISIAL WR, DI RENGGUT KEGADISANNYA OLEH KAKAK IPAR YANG ADALAH GEMBALA JEMAAT

0
Ch e

Foto Ilustrasi

Tenggarong, Kalimantan Timur, PANTEKOSTA POS, Informasi Curhatan—Gembala jemaat di lingkungan Gereja aliran Pentakosta, adalah sebuah jabatan tugas mulia—suci. Pasalnya seorang gembala jemaat bertolak dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, gembala memiliki arti penjaga atau pemelihara keselamatan orang banyak. Sedangkan jemaat sendiri memiliki arti umat. Kesimpulannya, seorang gembala jemaat adalah penjaga atau pemeliharan keselamatan umat—bukan perusak umat.

Tapi baru – baru ini Pantekosta Pos mendapatkan curhatan dari seorang wanita berinisial WR. Curhatannya, ada seorang penjaga atau pemelihara umat (gembala jemaat) berperilaku perusak seorang remaja putri waktu itu. WR berceritera, diusianya 15 tahun ada peristiwa yang sulit dilupakan terjadi pada beberapa tahun yang  tahun lalu, Pada saat itu keperawanannya direnggut dengan paksa diduga oleh kakak iparnya yang berprofesi sebagai gembala jemaat berinisial NS. Peristiwa kelam itu berawal ketika WR yang tinggal di sebuah desa di daerah Batusopang, Kalimantan Timur, bertujuan dari Minsel Manado ke Batusopang Kaltim untuk membantu merawat ade kecil (keponakan). Bertepatan kakak perempuannya berinisial DR yang menikah dengan NS adalah seorang gembala jemaat di Pulau Kalimantan. Semangatnya untuk meraswat ade dilakukan tulus dan senang hati, WR meminta kesempatan kepada kakaknya untuk merantau ke Kalimantan dengan tujuan mau menjaga ade kecil  sambil jalan-jalan ingin tahu daerah Kalimantan Timur. Tiba di tempat pelayanan kakaknya, awalnya berjalan sebagaimana mestinya, alias WR merawat ade keponakannya dengan baik sambil mengerjakan kegiatan yang berusan dengan rumah tangga seperti masak memasak dan membersihkan dapur dan lain-lain. Semua pekerjaan itu dilakukan WR dengan semangat dan penuh sukacita. Tapi tiba – tiba peristiwa yang tidak pernah dipikirkan akan dilakukan oleh seorang gembala jemaat (NS) kepada siapapun, apalagi adik iparnya terjadi.

Sementara WR membersihkan kamar kakak iparnya dan kakaknya, yang memang sudah menjadi tugas rutinnya dalam kegiatannya sehari-hari. Pada saat itu kakak perempuan WR sedang tidak di rumah—hal itu tidak membuat WR kuatir apalagi curiga pada kakak iparnya walau mereka hanya berdua. Alasannya WR sangat percaya NS tidak akan melakukan hal – hal yang tidak terpuji karena bertugas sebagai seorang gembala jemaat. Tiba – tiba kakak iparnya NS masuk ke kamar dan langsung menghampirinya dan memegang payudara WR, dan langsung “menghujani” dengan ciuman. WR spontan melakukan penolakan dan perlawanan disertai teriak tapi hal itu tidak menghentikan nafsu bejat kakak iparnya.  Sebaliknya membuat NS makin kuat dan berusaha agar mendapatkan apa yang diinginkannya. WR sendiri berusaha sekuat mungkin, apa daya WR seorang anak remaja berusia 15 tahun harus melepaskan diri dari seorang pria yang jauh lebih tua darinya. NS melihat usahanya bakal ketahuan, langsung melepaskan diri. Hari itu menjadi awal dari NS berbuat bejat kepada sang adik ipar. Apalagi WR saat itu tidak mengadu perbuatan kakak iparnya kepada kakak perempuannya.  Dibenak WR, ingin mengadu tetapi kalau diadukan pasti tidak dipercaya, bahkan yang ada kakaknya akan menganggap bohong dan memarahinya dan bisa diusir. Ternyata sikap dari WR yang tidak mengadu dilihat oleh NS untuk makin nafsu ingin lebih lagi dari meraba dan mencium.  Satu hari ada ibadah malam di Pos Penginjilan yang berada di daerah Batusopang. Pada saat itu NS dan DR berangkat menggunakan kendaraan roda dua (motor). WR sendiri memang tidak ikut karena diminta untuk di rumah. Tiba – tiba terdengar motor NS parkir.

Mendengar itu, WR tidak curiga ataupun berpikir hal negatif. Apalagi memang saat itu persiapan NS untuk hal rohani alias untuk ibadah. Dibenak WR mungkin ada yang tertinggal sehingga membuat NS balik. Tapi ketika NS masuk ke dalam rumah langsung menemui WR, dan menarik WR ikut dengannya ke kamar. “Mau apa ini?” tanya WR. “Ikut, sebenar saja” kata NS dengan memegang tangan WR dan ditarik menuju kamar.  Sesampai di kamar, langsung di dorong ke tempat tidur dan dipeluk, dicium – cium. Saat itu WR lagi – lagi berusaha melawan baik menggunakan tenaga dan kata – kata bahwa ini tidak benar dan berdosa. Tapi NS sudah dirasuki nafsu yang tidak tertahankan, langsung memeluk dan menggerayangi serta tangannya meraba – raba anggota tubuh sensitif WR dengan harapan WR terangsang. Tapi Namanya tidak ada rasa, juga itu kakak ipar, WR terus melakukan perlawanan.  NS tiba – tiba berhenti karena sadar jam untuk ibadah akan segera berlangsung. NS pergi ke tempat ibadah seperti orang benar – benar suci, sambil mengantarkan duluan Istrinya DR, meninggalkan WR kemudian kembali ke pastori mejemput WR untuk pergi ibadah namun sebelum berangkat WR diajak, mari ndak lama  masuk kamar dulu, WR bertanya mau apa ini? Tiba-tiba saja NS langsung memeluk, mencium dan meraba-meraba payudara WR. Dua peristiwa itu membuat NS makin “menggila” dan makin melihat tujuannya untuk dapat meniduri adik iparnya yang masih belasan tahun itu akan berlangsung dengan mudah.

Kegiatan Pos PI di Batusopang itu memang rutin dilakukan atau dilayani oleh Kakak Iparnya NS dan Kakak perempuannya DR. Satu waktu NS dan DR akan pergi melayani di Batusopang. Kali ini WR meminta ikut agar terhindar dari peristiwa serupa yang dialaminya. Lagi – lagi, karena nafsu sex sudah menguasai NS, maka otaknya begitu lihai membuat peluang dan kesempatan. Pada hari itu, NS menaikkan DR ke taxi dan NS dan WR akan bersama di motor. Alasannya demi keamanan—kalau DR sudah sangat menguasai daerah sedangkan WR belum, juga masih anak remaja.  Berangkatlah DR menggunakan taxi, dan NS menggunakan motor membonceng WR. Di tengah jalan, tiba – tiba motor belok ke jalan lama yang agak sepi bekas lapangan pesawat Kuaro. “Ini mau kemana” tanya WR. “ istirahat dulu,” kata NS. Gelagat SN seperti itu sudah membuat cemas WR.  Benar, setelah diparkir motor, langsung RW dipeluk, dicium sambal tangannya memegang tempat – tempat sensitif seperti payudara.  Lagi – lagi nafsu bejatnya NS tidak bisa berlangsung lama karena DR sudah duluan naik taksi menuju menuju Pastori. Dihari yang lain lagi-lagi ada ibadah di Batusopang, terjadi kejadian yang sama ditengah jalan waktu senja, dalam perjalanan dengan kendaraan motor sambil motor jalan NS membuka celana restlatingnya WR disuruh memegang Kemaluan NS.

Kegadisan WR Diduga Diambil Paksa Kakak Ipar NS

Pagi hari yang memilukan. Pada waktu itu kakak perempuan RW yaitu DR sedang keluar rumah untuk mengerjakan urusannya. Hari itu di rumah gereja (pastori) WR sendiri—tiba – tiba NS masuk rumah sendiri. RW sedang mengerjakan pekerjaan di kamar. NS yang sudah dikuasai nafsu bejadnya masuk kamar tanpa sepengetahuan WR. Saat itu NS langsung menghampiri WR, memeluk , mencium dan merebahkan ke lantai berlaskan tikar kemudian tangan NS dengan kuat (memaksa) mengangkat rok WR untuk melucuti celana dalam WR.  Gadis 15 tahun tidak berkuasa melawan tenaga pria yang lebih tua darinya. Setelah celana dalam WR sudah dilucuti langsung dia mendorong dengan kuat sampai saya jatuh di tikar dan WR mengatakan jangan-jangan lakukan itu (memperkosa) namun nafsu bejat NS tetap memaksa memasukan alat vital kedalam alat kewanitaan adik iparnya WR.  Saat itu WR merasa kaget ada benda yang masuk di kemaluannya. Dengan tenaga sisa dan maksimal, WR menarik dan sambil mendorong NS, ternyata setelah melihat ke kemaluannya, ada darah di rok bajunya WR. Saat itu WR menangis dan NS mungkin ketakutan akhirnya membiarkan WR berdiri. Melihat bercak Darah dirok WR bertanya ap aini? NS katakan tidak apa-apa pergi cuci saja. Menyadari kegadisannya telah diambil dengan paksa oleh kakak iparnya NS menimbulkan WR merasa takut, cemas, menyesal dan kecewa karena mengingat masa depan WR telah dirusak oleh NS Kakak Iparnya.

Peristiwa itu membuat WR ingin meninggalkan tempat kakaknya itu. Sampai satu waktu tepatnya WR usia 16 tahun menikah dengan seorang berinisial DU. Selama membangun rumah tangga dengan DU, selama itu RW “dihantui” rasa trauma dan lebih tepatnya bersalah kepada sang suami—yang semestinya mendapatkan kegadisannya.  Rasa bersalah itu terus dipendamnya. Dan pada waktu selesai doa 10 malam dalam rangka hari Pentakosta atau hari pencurahan Roh Kudus, I Juni tahun 2023, WR diberikan keberanian untuk melepas rasa trauma, tertuduh dan bersalahnya dengan memberikan pengakuan tulus  kepada sang suami DU yang domisili di Tenggarong. “Saya tidak berhalusinasi  dan dalam keadaan sehat jasmani serta sehat rohani, berdiri di atas landasan Firman Allah dengan mengucapkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan curhatan aku ini (Korban WR) merupakan  pengakuan kepada suamiku tersayang dan selama  WR menikah dengan DU tidak pernah mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga,” Cerita WR kepada Pantekosta Pos melalui Nomor Watshappnya 081347119XXX.

Sementara itu, NS dihubungi Pantekosta Pos melalui Watshappnya 081354883XXX untuk mengkonfirmasi kebenaran pengakuan WR adik Ipar NS  kepada suaminya US terkait dengan NS  MERENGGUT KEGADISAN ADIK IPARNYA diusia 15 Tahun, kepada Pantekosta Pos, “NS mengatakan ITU TIDAK BENAR”, Ungkap NS menutup perbincangan.

Hal senada juga disampaikan DR Istri NS kakak kandung WR dihubungi Pantekosta Pos melalui Watshapp 081255598XXX untuk mengkonfirmasi kebenaran cerita fakta pengakuan WR kepada suaminya DU terkait hilangnya kegadisan WR di usia 15 akibat perbuatan suami DR, NS, ibu DR menjawab dan mengatakan, bahwa benar WR adalah adik kandung DR, kemudian DR melanjutkan perbincangan ceritanya seperti ini, DR adik saya WR kena strok lantas tidak diurus oleh suaminya WR. DR dan Suami NS serta pengerja datang ketempatnya WR dan DU di Tenggarong, karena sakit DR dan NS membawa WR adiknya ke Balikpapan Rumah sakit Pertamina, karena biaya mahal  beli resep setengah,  dua minggu resep habis namun tetap sakit dan suami WR, DU tidak mau bawah ke Rumah Sakit kontrol, kemudian berhalusinasi dia, WR bicara yang ndak-ndak terkait dengan diduga mengambil kegadisan adik WR oleh suaminya NS”, Ungkap DR suami NS menjawab konfirmasi Pantekosta Pos.

Terkait dengan cerita fakta pengakuan WR kepada suaminya DU, Pantekosta Pos langsung mengkonfirmasi DU suami WR untuk mengetahui kebenaran pengakuan tersebut melalui Watshapp DU, 081347119XXX DU mengatakan, “bahwa cerita fakta dan pengakuan WR Istri DU adalah sangat benar karena Istri Saya WR menceritakan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bukan halusinasi dan sebelum menceritakan Istri saya WR memulai dengan kalimat atas nama Firman dan Alkitab dan dalam Nama Tuhan Yesus dan UD sebagai suami menerima WR apa adanya. Kemudian setelah DU selesai mendengarkan pengakuan Istrinya WR,  diantara tanggal 1 – 3 Juni 2023 dan pada tanggal 6 Juni masuk Rumah Sakit karena depresi atas pengakuan dan kejadian yang selalu menghantuinya atas perlakuan NS Kakak Ipar. Usai UD mendegar Istrinya WR, UD langsung telpon NS dimalam hari  kira-kira jam 19.00 malam, NS  angkat dan NS  katakan tegahnya kamu (NS) Cabuli  WR Istri DU  dia datang baik-baik dari Manado mestinya kamu lindungi , kemudian NS katakan maaf dan begini faktanya WR di kampung belum ada pacar dan di pagi itu dikamar NS lihat mukanya  iblis bekerja NS langsung cium dan rebahkan di tikar dan kontak fisik barang kemaluan kontak terjadilah apa yang WR tidak harapkan WR sangat ketakutan seketika itu WR berdiri melihat rok melihat bercak darah WR katakan apa ini? Tanya WR lantas dijawab NS tidak apa-apa cuci saja. WR saat itu takut NS pun takut itu dan kontak badan itu hanya satu kali”, Ungkap DU kepada Pantekosta Pos.

UD SUAMI KORBAN MEMBANTAH PERNYATAAN NS DAN DR

UD suami WR membantah pernyataan DR Istri SN terkait dengan membawa WR ke Rumah Sakit pertamina kejadian itu pada bulan Mei  WR sedikit gangguan  bicara & tangan  agak lemas UD sebagai  suami bawah ke RS Tenggarong Ct Scan, hasilnya struk ringan mendapat obat rawat jalan & terapi, lalu kakak  DR  tidak puas obat RS Tenggarong DR insiatif untuk berobatkan di RS Pertamina Balikpapan karena NS juga  mengalami struk   saat itu NS masih juga rawat jalan. Waktu itu kami yang ke balikpapan bertemu di Balikpapan , dan obat dia memang bilang DR yang mau tanggung, suami WR mau ikut bayar DR bilang endak usah, jadi lagi-lagi DR bohong Mey itu WR sehat sampai di pengakuan tanggal 1-3 mey sampai 3 juni WR sehat kecuali habis pengakuan baru sakit depresi  6 juni 2023.

Hal senada terungkap dari salah satu pimpinan gereja aliran Pentakosta Kalimantan Timur inisial JL. Kepada Pantekosta Pos melalui Watshapp 081347499XXX,  JL mengatakan pada waktu ikut menangani kasus diduga pemerkosaan dilakukan NS kepada WR adik Iparnya dan suami DU, ada catatan di JL terkait dengan pengakuan NS dan catatan tersebut adalah, “Dia telah mengakui di depan MD nahwa NS telah melakukan walaupun dengan alasan bahwa demi Kesehatan ibu WR padahal pengakuan saudari korban WR sebelum masuk rumah sakit. Jadi bagi JL rekaman suara antara DU dan NS tidak penting. Bahwa berbohong atau ngeprank telah melakukan itu adalah suatu hal yang bertentangan dengan hukum etika dan positif”, kata JL mengutip catatannya.

ORGANISASI GEREJA YANG MENAUNGI NS HARUS PECAT

Salah satu pemerhati gereja Aliran Pentakosta yang minta namanya tidak disebut, setelah mengetahui kasus yang menghebohkan dan amoral terkait dengan pemerkosaan terhadap WR yang sekarang mendampingi suami sebagai Ibu Gembala, diduga dilakukan oleh NS Kakak Ipar WR, Pemerhati Inisial sebut saja Z meminta kepada pimpinan gereja sebagai Ketua MD didampingi Sekretaris MD dan jajarannya untuk mengambil Tindakan organisasi SANKSI PEMECATAN sesuai dengan AD-ART yang berlaku”, Ungkapnya. (Tim PANPOS).

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *