Pengakuan Mantan Badan Intelejen FPI (H Ahmad Mulyaang) Pernah Membakar Gedung GPdI Cikampek Karawang Jabar.
Cikampek-Pantekostapos.com,-Tak pernah dibayangkan sebuah peristiwa kelam, menakutkan, dan trauma beberapa Tahun silam pernah melanda kehidupan seorang Pendeta dan Keluarganya serta jemaat yang di gembalakannya.
Adalah Hamba Tuhan Pendeta Jan Rudi Emor dan warga jemaat GPdI Cikampek Karawang, Jawa Barat, Pernah didatangi Massa yang gerakkan Haji Ahmad Mulyaang dari Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Karawang dengan tujuan menghentikan semua kegiatan Ibadah, menutup dan membakar gedung gereja yang dipakai sebagai tempat kegiatan umat pada setiap hari minggu, Pada waktu itu yang menjadi pelopor atau otak dari penutupan dan pembakaran gereja tersebut adalah seorang Haji bernama Ahmad Mulyaang, penah menjabat sebagai Badan Intelejen Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ahmat Mulyaang menceritakan kejadian atau perbuatan yang sangat keji, jahat dan fakta pernah terjadi beberapa tahun silam, melalui kesaksiannya dihadapan Gembala Sidang dan warga jemaat GPdI Cikampek serta para undangan yang mengikut acara ibadah memperingati 50 Tahun berdirinya GPdI Cikampek, 60 Tahun Pelayanan, dan HUT 80 Tahun Pendeta Jan Rudi Emor. “Bahwa peristiwa kelam yang dialami Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) menurut Haji Ahmad Mulyaang kalau pembakaran gereja itu tidak terjadi, mungkin jemaat saat ini tidak akan pernah merasakan sebagus ini gerejanya, kenapa saya bakar? kalau tidak dibakar yakin tidak bisa bagus dan megah seperti ini, kemudian mendapatkan ijin mendirikan bangunan gereja yang resmi (IMB)”, ungkap Ahmat Mulyaang Badan Intelejen FPI Karawang, disambut tawa dan tepuk tangan meriah dari para pendeta yang hadir dan undangan. Lebih jauh Mulianto mengatakan saya teringat pada Tahun 1997 tragedi gereja ini, adalah saya yang melakukan pembakaran dengan membuat gerakan dari beberapa titik mulai dari Terminal, Dawuan, Ctasiun, Cikampek kemudian setelah masa terkumpul langsung bergerak menuju ke titik gereja GPdI Cikampek untuk melakukan pembakaran gereja yang mengakibatkan warga jemaat GPdI Cikampek tidak bisa mengadakan kegiatan ibadah lagi.
Dan prihal pembakaran GPdI Cikampek beberapa tahun silam itu dibenarkan oleh Pdt. Jan Rudi Emor, Gembala Jemaat GPdI hingga saat ini. “Akibat dari peristiwa pembakaran gereja tersebut para pelaku termasuk Haji Ahmad Mulyaang sempat diproses masuk ranah hukum sampai ketingkat pengadilan negeri Karawang, dan Hakim pengadilan negeri Karawang menjatuhkan hukuman 6 bulan penjara kepada Haji Ahmat Mulyaang sebagai pelopor pembakaran gereja. Secara hukum tindakan Haji Ahmad Mulyaang dkk bersalah namun oleh Pdt Jan Rudi Emor ketika mendengar hakim mejatuhkan hukuman 6 bulan penjara, datang menghadap dan meminta dengan sangat hormat dan icklas untuk membebaskan Haji Ahmat Mulyaang dkk dari hukuman yang dijatuhkan dan permintaan tersebut dikabulkan oleh hakim yang memimpin sidang pada waktu itu,” ujar Haji Ahmad Mulyaang.
Olehnya apa yang dilakukan oleh Pdt Jan Rudi Emor adalah suatu hal kebaikan dan kasih Yesus sangat dalam yang dapat memaafkan para pelaku pembakaran gereja dan hal itu tidak bisa dilupakan oleh Haji Ahmat Muliayang. Sekarang ini dengan berdirinya gereja dan sudah mendapatkan IMB, Haji Ahmad Mulyaang menjadi garda terdepan menjaga dan melindungi gedung GPdI Cikampek dan Ibadah-ibadahnya setiap minggu berjalan.
Diacara HUT Pdt Jan Rudi Emor yang saat ini sudah berusia 80 Tahun, yang dihadiri oleh Haji Ahmat Mulyaang dan Haji Komarudin (Mertua Hj Ahmad, Mantan Ketua FPI Kabupaten Karawang), ikut merasa bersyukur dan hormat kepada Pdt Jan Rudi Emor sebagai gembala jemaat GPdI Cikampek yang masih memiliki semangat untuk menuntun domba-dombanya Tuhan Yesus. Pada suasana haru dan penuh keakrapan dalam ibadah syukuran memperingati 50 Tahun GPdI Cikampek, 60 Tahun Pelayanan dan HUT 80 Tahun Pdt Yan Rudi Emor, yang dihadiri oleh para sahabat-sahabatnya diantaranya, Pdt, Benny Wurarah (Bendahara II MD GPdI Jabar),(Pdt. Jeffry Palit, (Biro Pembangunan Desa MD GPdI Jabar), Pdt Anton Lita (Ketua III MD GPdI Jabar), Pdt Marthen Schalwyk (Ketua I MD GPdI Jabar) Pdt Jantje Rumbayan, Pdt Josep Gerungan dan undangan lainnya menjadi acara syukuran tersebut meriah dan bermakna. Tidak kalah penting dalam acara syukuran yang berlasung dalam suasana penuh sukacita Pdt Marthen Schalwyk mendapat kepercayaan untuk menyampaikan pesan-pesan spritual dengan mengutip ayat-ayat alkitab 1 Kortintus 15 ayat 10; “aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”, menurut Pdt Marthen kutipan ayat alkitab ini diberikan secara khusus buat Pdt Yan Rudi Emor dan Jemaat GPdI Cikampek yang sedang mengadakan ucapan syukur, yang bermakna; “siapakah manusia (kita) dan dimanakah manusia (kita) berada sekarang, Pdt Marthen juga langsung menganalogikan siapakah Pdt Emor Yan Rudi Emor? Dalam uraian ayat alkitab selanjutnya Pdt Marthen menjelaskan dalam kitab suci PL Allah memerintahkan untuk beranak cucu kemudian dalam kitab suci PB, Yesus memerintahkan pergi dan jadikan semua bangsa muridku dan baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Rohkudus. Dua hal penting ini jika dikaitkan dengan kehidupan pribadi dan pelayanan Pdt Jan Rudi Emor di usia yang ke 80 Tahun, sudah terpenuh dimana dalam hal keluarga sudah melahirkan anak dan juga sudah diberkati dengan cucu yang banyak, dan dalam hal pelayanan sudah di berkati dengan membaptis ratusan jiwa-jiwa di GPdI Cikampek, sehingga pekerjaan Tuhan hingga saat ini berjalan dengan baik, mengalami perkembangan dan kemajuan,” ujar Pdt Pdt Marthen Schalwyk, Gembala Jemaat GPdI Rengasdengklok Karawang Jawa Barat. Usai pelayanan dan penguatan melalui kotbah, acara selajutnya menampilkan persembahan pujian dan fragmen dari jemaat, kemudian menampilkan persembahan pujian para gembala-gembala sidang GPdI se-Jabar dan anak-anak rohani Mantan Pengerja GPdI Cikampek dan diakhiri dengan acara ramah tamah. (Ebenhaizer).