PENGAMPUNAN & PEMBENARAN DIDALAM YESUS KRISTUS

0

Pendeta Harry S Gultom Ketua MPR-GPdI

Palembang, Sumatra Selatan, PANTEKOSTA POS

Penulis: Pdt. Harry S Gultom, Ketua MPR GPdI

Pada saat yang berbahagia ini, kita masih diberi kesempatan  kembali untuk merayakan Paskah 2024, peristiwa yang paling suci dalam kalender liturgis Kristen. Paskah bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga sebuah pengalaman hidup yang mendalam bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Paskah mengingatkan kita akan pengorbanan Kristus dan kebangkitan-Nya yang membawa harapan dan keselamatan bagi umat manusia.

Iklan
Iklan

Dalam kesempatan yang berharga ini, mari kita merenungkan tema yang mendalam: Sebuah Pengampunan dan pembenaran didalam Yesus.” Pengampunan adalah inti dari pesan Paskah, dan kita akan menjelajahi betapa mahalnya pengampunan ini, yang diberikan kepada kita melalui pengorbanan yang tak terbayangkan oleh Yesus Kristus, sedangkan pembenaran dalam Kristus adalah membebaskan kita dari hukuman dosa dan memberi kita akses kepada Allah sebagai Bapa yang penuh kasih.

Pengertian Pengampunan

Sebelum kita meneliti harga sebuah pengampunan, penting untuk memahami apa arti sebenarnya dari pengampunan itu sendiri. Pengampunan adalah proses melepaskan dendam dan kesalahan yang dialami seseorang oleh orang lain. Ini adalah tindakan kasih yang mendalam, yang membebaskan jiwa dari beban kesalahan dan memungkinkan proses penyembuhan dimulai.

Dalam konteks keagamaan, pengampunan juga memiliki dimensi spiritual yang kuat. Allah, dalam kasih-Nya yang tak terbatas, menawarkan pengampunan kepada manusia sebagai anugerah, meskipun kita tidak layak menerimanya. Pengampunan Allah adalah landasan iman Kristen dan merupakan pilar penting dalam hubungan kita dengan-Nya.

Pengorbanan Kristus: Harga yang Mahal

Saat kita mempertimbangkan harga sebuah pengampunan, tidak bisa kita lepaskan dari pengorbanan Kristus di kayu salib. Pengorbanan-Nya tidak hanya sekadar membebaskan kita dari dosa, tetapi juga membayar harga yang mahal untuk keselamatan kita.

Dalam Injil Matius 20:28, Yesus menyatakan, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.” Pengorbanan-Nya adalah tanda kasih yang tak terbayangkan, yang menunjukkan kepada kita betapa besar nilai pengampunan yang diberikan kepada kita.

Pengampunan dalam Ajaran Kristiani

Ajaran Kristiani memegang teguh nilai pengampunan sebagai salah satu prinsip utama dalam kehidupan beriman. Yesus Kristus sendiri mengajarkan kita untuk memaafkan orang lain sebagaimana kita juga telah menerima pengampunan dari Allah. Dalam doa Bapa Kami, kita berdoa, “Berikanlah kepada kami pengampunan kami, sebagaimana kami juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”

Pengampunan bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru merupakan tanda kekuatan dan kedewasaan rohani. Ketika kita memaafkan orang lain, kita mengikuti teladan Kristus dan memperluas kasih-Nya kepada sesama.

Konsekuensi Pengampunan

Pengampunan bukanlah tindakan yang mudah dilakukan. Kadang-kadang, kita merasa bahwa memaafkan orang lain berarti mengabaikan keadilan atau melepaskan hak kita. Namun, konsekuensi dari tidak memaafkan dapat jauh lebih berbahaya. Ketika kita membiarkan dendam dan kebencian mengendalikan hati kita, itu hanya akan meracuni jiwa kita sendiri.

Dalam Markus 11:25, Yesus mengatakan, “Dan apabila kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah jika kamu ada sesuatu terhadap orang lain, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahanmu.” Kita melihat bahwa pengampunan adalah prasyarat bagi doa yang efektif dan hubungan yang baik dengan Allah.

 Dibenarkan Agar Kita Dapat Dibenarkan

Pemahaman akan pentingnya salib bagi pengampunan kita sering kali menjadi fokus utama. Namun, dalam pemikiran Paulus, kita diperkenalkan pada dimensi yang lebih dalam dari pembenaran dalam Kristus. Dalam 1 Korintus 15:17, kita diingatkan bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, iman kita sia-sia, dan kita masih terjerat dalam dosa-dosa kita. Ini menunjukkan bahwa keterikatan kita dengan pembenaran tidak hanya bergantung pada kematian Kristus di salib, tetapi juga pada kebangkitan-Nya. Sebagai umat-Nya, kita membagi dalam pembenaran yang diberikan oleh Yesus. Kedudukan-Nya yang benar di hadapan Allah tidak hanya menyelamatkan-Nya tetapi juga membenarkan kita.

Pembenaran bukanlah sekadar tindakan hukum ilahi yang menghapus dosa kita

Pemahaman tentang bagaimana Yesus menerapkan keselamatan kepada kita membawa kita lebih jauh dalam memahami arti pembenaran. Sebagaimana dijelaskan dalam Roma 4:25, Yesus diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan kembali agar Dia dapat menerapkan penderitaan-Nya pada pembenaran kita. Ini menyoroti peran Yesus sebagai pendoa bagi umat-Nya di hadapan takhta Allah. Dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Dia memiliki wewenang untuk memohon pembenaran bagi kita. Roma 8:34 menggambarkan Yesus tidak hanya sebagai yang telah mati dan dibangkitkan, tetapi juga sebagai yang duduk di sebelah kanan Allah, yang bersyafaat bagi kita.

Dalam iman Kristen, pembenaran bukanlah sekadar tindakan hukum ilahi yang menghapus dosa kita, tetapi juga sebuah proses yang membentuk hubungan intim antara kita dan Allah melalui Kristus. Melalui iman pada karya keselamatan Kristus, kita dikenakan kedudukan yang benar di hadapan Allah. Kematian dan kebangkitan-Nya bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga realitas yang terus berlangsung dalam pengalaman rohani kita. Oleh karena itu, pembenaran dalam Kristus membebaskan kita dari hukuman dosa dan memberi kita akses kepada Allah sebagai Bapa yang penuh kasih. ***

 

 

 

 

 

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *