PENGINJIL DALAM ZAMAN APOSTOLIK

0

Kika : Pdt. Dr. Jimmy Lumintang, Ketua STT IKAT, Pdt. Dr. Elion Numberi, S.Th., M.Th

Tulisan ini disadur dari DISERTASI YANG BERJUDUL: “PENGINJIL DALAM SEJARAH PENTAKOSTA SEPANJANG MASA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AMANAT AGUNG YESUS KRISTUS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HADIRNYA ORGANISASI GPdI DI TANAH PAPUA”, STT-IKAT JAKARTA. Penulis : Dr. Elion Numberi, S.Th., M.Th, Sekretari MP-GPdI, Koordinator GPdI Paoua Selatan dan Papua Tengah, Gembala Sidang GPdI Alfa Omega, Hamadi Kota Jayapura, Papua 

Pendahuluan

Kajian ini akan membahas peran penginjil dalam Zaman Apostolik atau Rasuli, serta implikasi bagi gereja masa kini, khususnya aliran Pentakosta. Zaman Apostolik dimulai dari saat pencurahan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem, di mana 120 orang dipenuhkan dengan Roh Kudus berdasarkan Kitab Kisah Para Rasul 2. Peristiwa ini menandai awal penyebaran Injil yang luas oleh para penginjil pertama, seperti Rasul Petrus dan Paulus, serta dampak dari pengalaman tersebut bagi penginjilan masa kini. 

Penginjil dalam Zaman Apostolik

Pencurahan Roh Kudus di Hari Pentakosta

Hari Raya Pentakosta merupakan momen penting bagi umat Kristiani. Kata “Pentakosta” yang artinya 50 (limapuluh) merujuk kepada 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Dalam Kisah Para Rasul 2, dicatat bahwa pada hari itu terjadi pencurahan Roh Kudus kepada 120 orang (murid-murid Yesus) di loteng atas di Yerusalem, dan mereka berbahasa roh sebagai tanda awal baptisan Roh Kudus. Tanda awal ini konsisten muncul dalam berbagai peristiwa serupa yang dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul, menandai lahirnya Gereja secara universal. 

Peran Rasul dalam Penginjilan

Rasul Petrus

Setelah pencurahan Roh Kudus, Rasul Petrus tampil sebagai seorang pemberita Injil yang penuh keberanian dan hikmat. Khotbahnya pada Hari Pentakosta membawa 3000 orang untuk mendengar Injil dan menjadi pengikut Kristus. Petrus menjadi bukti nyata dari pengalaman Pentakosta, menjawab panggilan Amanat Agung Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. 

Rasul Paulus

Paulus dari Tarsus, awalnya bernama Saulus, adalah seorang Farisi yang kemudian menjadi pengikut Yesus setelah perjumpaannya dengan Kristus di jalan menuju Damaskus. Paulus memainkan peran kunci dalam penyebaran Injil ke bangsa-bangsa non-Yahudi dan berkontribusi besar melalui surat-suratnya dalam Perjanjian Baru. Dia menekankan bahwa keselamatan melalui Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi, yang memicu perselisihan dan akhirnya diselesaikan dalam Konsili Yerusalem. 

Para Rasul Lainnya

Selain Petrus dan Paulus, ada banyak rasul lain yang berperan penting dalam penyebaran Injil:

Andreas: Menginjil hingga Rusia dan Yunani.Yakobus Bin Zebedeus: Menyebarkan Injil di Hispania dan menjadi martir pertama dari 12 Rasul Yesus.Yohanes: Menulis kitab-kitab dalam Perjanjian Baru dan dikenal sebagai rasul kasih.Filipus: Menginjil hingga Prancis, Rusia, Turki, dan India.Bartolomeus: Menginjil ke India, Ethiopia, Mesopotamia, dan Armenia.Tomas: Memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India.Matius: Menjadi martir di Ethiopia.Yakobus anak Alfeus: Dipenggal di Yerusalem.Tadeus: Disalibkan di Edessa.Simon orang Zelot: Menginjil di Mauritania dan Britania.Matias: Menggantikan Yudas Iskariot dan dirajam batu di Yerusalem.

Penyebaran Injil 

Penginjilan terus bergerak dari wilayah Levant, meliputi Palestina dan Israel, hingga menyebar ke Siria, Asia Minor, Yunani, dan Italia. Pekerjaan Roh Kudus yang dialami oleh para murid turut mempercepat penyebaran kabar baik ini ke Afrika Utara, Asia Selatan, dan Eropa Timur. Pada abad ke-4, Kekristenan telah menjadi agama negara di beberapa kerajaan seperti Armenia, “Caucasian Iberia” (Georgia), Kekaisaran Aksum di Etiopia, dan Kekaisaran Romawi.

 

Implikasi bagi Gereja Masa Kini, Khususnya Aliran Pentakosta

Signifikansi Pencurahan Roh Kudus

Pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta memiliki makna penting bagi gereja masa kini, khususnya aliran Pentakosta. Pengalaman ini menggarisbawahi pentingnya kuasa Roh Kudus dalam memberitakan Injil dan memperlengkapi gereja dalam pelayanan. 

Aliran Pentakosta dan Aliran Pentakosta

Aliran Pentakosta menekankan pengalaman baptisan Roh Kudus sebagai peristiwa yang memperlengkapi orang percaya untuk penginjilan dan pelayanan. Pengalaman ini biasanya ditandai dengan berbicara dalam bahasa roh, mirip dengan peristiwa di Hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2. Aliran ini menekankan pentingnya manifestasi kuasa Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari orang percaya.

Pembelajaran dari Zaman Apostolik

Gereja masa kini dapat belajar banyak dari strategi penginjilan zaman apostolik. Beberapa pelajaran penting meliputi:

Keberanian dalam Memberitakan Injil: Seperti Petrus yang berani berkhotbah di depan orang banyak pada Hari Pentakosta, gereja masa kini juga dipanggil untuk memberitakan Injil dengan keberanian dan keyakinan.

Fokus pada Roh Kudus: Aliran Pentakosta menekankan pentingnya hidup yang dipenuhi Roh Kudus, seperti yang dialami para rasul. Hal ini memperlengkapi gereja untuk pelayanan yang efektif.

Kolaborasi dalam Penginjilan: Para rasul bekerja sama dalam menyebarkan Injil, menunjukkan pentingnya kolaborasi dan kerja tim dalam penginjilan masa kini.

Pendapat Teologia

Para teolog menyepakati bahwa pengalaman Pentakosta adalah fondasi penting bagi gereja. Teolog seperti Jürgen Moltmann menekankan pentingnya karya Roh Kudus dalam memperbarui gereja dan dunia. Pentakosta dilihat sebagai hari kelahiran gereja dan titik awal dari misi universal untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia. 

Sejarah Pentakosta dalam Konteks Perjanjian Baru

Peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 

Peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2 mencatat pencurahan Roh Kudus sebagai momen yang memulai penyebaran Injil secara besar-besaran. Pada hari itu, 120 murid Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa roh, menarik perhatian banyak orang yang kemudian mendengar khotbah Petrus dan menjadi percaya. 

Penginjilan oleh Para Rasul 

Penginjilan oleh para rasul setelah Pentakosta menunjukkan kuasa Roh Kudus dalam memimpin dan memperlengkapi mereka. Kisah Para Rasul mencatat berbagai peristiwa di mana para rasul melakukan mukjizat dan tanda-tanda yang mendukung khotbah mereka, menarik banyak orang untuk percaya kepada Yesus Kristus. 

Pengaruh Pentakosta pada Penyebaran Injil

Pengaruh Pentakosta pada penyebaran Injil sangat signifikan. Pengalaman pencurahan Roh Kudus memberikan kekuatan dan keberanian kepada para rasul untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, menghadapi berbagai tantangan dan penganiayaan dengan iman yang teguh. 

Implikasi Teologis 

Implikasi teologis dari peristiwa Pentakosta mencakup pemahaman tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya dan gereja. Pentakosta menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah penghibur dan penolong yang dijanjikan oleh Yesus, yang memimpin dan memperlengkapi gereja untuk melaksanakan misi penginjilan. 

Kesimpulan 

Penginjil dalam Zaman Apostolik memainkan peran penting dalam penyebaran Injil, didukung oleh kuasa Roh Kudus yang dicurahkan pada Hari Pentakosta. Pengalaman ini memiliki implikasi yang mendalam bagi gereja masa kini, khususnya aliran Pentakosta yang menekankan pentingnya hidup yang dipenuhi Roh Kudus. Gereja masa kini dapat belajar banyak dari strategi penginjilan zaman apostolik, termasuk keberanian dalam memberitakan Injil, fokus pada Roh Kudus, dan kolaborasi dalam penginjilan. Dengan memahami dan mengaplikasikan pelajaran ini, gereja dapat terus melanjutkan misi penginjilan ke seluruh dunia.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *