PERESMIAN SEKOLAH ALKITAB PANTEKOSTA AMERIKA (SAPA) ANGKATAN KE-III: MENYONGSONG MASA DEPAN GEREJA DENGAN SEMANGAT & KOMITMEN
DI LIPUT WARTAWAN PANTEKOSTA POS : HANNY SCHALWJK (USA)
NJ, Unitet State of Amerika Serikat, Senin, 11 Agustus 2024, waktu NJ-USA, Senin 12 Agustus 2024, WIB, PANTEKOSTA POS—Melalui siaran langsung via Zoom dari New Jersey, Amerika Serikat, dilaksanakan acara pembukaan dan peresmian Sekolah Alkitab Pantekosta Amerika (SAPA) angkatan ke-III. Acara yang berlangsung pada Minggu, 11 Agustus 2024, waktu Amerika Serikat, dihadiri oleh jemaat GPdI, peserta didik SAPA dari Amerika Serikat, dan peserta dari Indonesia.
Acara pembukaan SAPA angkatan ke-3 diawali dengan ibadah yang penuh khidmat dan penuh semangat. Pujian dan penyembahan dipimpin oleh Worship Leader (WL) Mercy Awuy-Konyongian. Lagu-lagu rohani yang dipilih memberikan nuansa syukur dan penyerahan diri yang dalam kepada Tuhan, membuka hati setiap peserta dan jemaat untuk menerima firman Tuhan dengan kerinduan yang baru. Kehadiran jemaat dan peserta didik dari berbagai latar belakang dan lokasi, baik dari Amerika Serikat maupun Indonesia, menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan.
Kotbah Inspiratif: Menebarkan Jala ke Tempat yang Dalam
Pdt. Dr. FH. Saerang, sebagai pembicara utama dalam acara peresmian ini, menyampaikan kotbah yang penuh makna dan menggugah hati. Dalam khotbahnya, beliau mengutip Lukas 5:4, yang berisi perintah Yesus kepada para murid-Nya untuk “bertolak ke tempat yang dalam dan tebarkan jala ke tempat yang dalam,” serta Yesaya 8:23, sebuah nubuatan yang menggambarkan harapan dan pemulihan yang akan datang.
Pdt. Saerang menekankan pentingnya bagi setiap murid Kristus untuk melangkah lebih jauh dalam iman mereka dan tidak puas dengan kehidupan rohani yang dangkal. Perintah Yesus untuk “bertolak ke tempat yang dalam” tidak hanya bermakna fisik, tetapi juga spiritual. Ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk meninggalkan zona nyaman mereka dan menjelajahi kedalaman iman, di mana tantangan dan ujian menjadi kesempatan untuk mengalami kuasa dan kehadiran Allah yang lebih besar.
Mengaitkan Lukas 5:4 dengan nubuatan dalam Yesaya 8:23, Pdt. Saerang menyoroti bahwa panggilan untuk bertolak ke tempat yang dalam juga terkait erat dengan memahami dan menanggapi nubuatan yang diberikan Allah melalui nabi-nabi-Nya. Dalam Yesaya 8:23, nubuatan mengenai “tanah Zebulon dan tanah Naftali” yang pernah dihina tetapi akan dipermuliakan, menggambarkan transformasi yang Allah bawa bagi umat-Nya. Pdt. Saerang menafsirkan ini sebagai simbol tugas dan panggilan bagi setiap murid Kristus untuk membawa terang dan kemuliaan Allah ke tempat-tempat yang paling gelap dalam kehidupan dan dunia ini.
Pesan ini menggambarkan panggilan bagi setiap orang percaya untuk tidak hanya berhenti pada pencapaian spiritual yang dangkal atau kehidupan yang nyaman, tetapi untuk terus maju dan mendalam dalam hubungan mereka dengan Allah. Mereka diundang untuk mengenal Allah lebih dalam, menghadapi tantangan iman dengan keyakinan, dan membawa Injil Kristus ke dalam berbagai aspek kehidupan.
Lebih lanjut, Pdt. Saerang mengajak para peserta didik yang hadir untuk merespons panggilan Tuhan dengan sepenuh hati. Ini bukan hanya tentang belajar atau memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana hidup mereka dapat mencerminkan terang dan kemuliaan Allah di dunia yang penuh dengan kegelapan. Ia menekankan bahwa tugas ini adalah panggilan universal bagi setiap murid Kristus, tanpa terkecuali. Para peserta didik diharapkan untuk tidak hanya menjadi penerima terang itu, tetapi juga pembawa terang yang menerangi dunia di sekitar mereka.
Dalam khotbahnya, Pdt. Saerang mengingatkan bahwa tugas ini tidak hanya terbatas pada mereka yang sedang belajar atau bersekolah, tetapi juga menjadi panggilan bagi setiap orang percaya, termasuk seluruh jemaat GPdI yang hadir secara virtual. Ia menggarisbawahi pentingnya peran gereja dalam menjadi saksi Kristus di mana pun mereka berada.
Pesan ini sangat relevan di tengah tantangan dunia modern yang sering kali membawa kegelapan dan keputusasaan. Pdt. Saerang mendorong jemaat untuk berani melangkah lebih dalam dalam iman dan pelayanan mereka, tidak takut menghadapi tantangan, karena di tempat yang dalam itulah mereka akan menemukan kekuatan dan pertolongan dari Allah.
Pdt. Saerang menegaskan bahwa panggilan ini adalah panggilan untuk semua, tidak hanya bagi mereka yang berada dalam pelayanan penuh waktu, tetapi juga bagi setiap orang percaya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setiap individu diajak untuk menjadi saluran berkat yang nyata, sehingga hidup mereka dapat menjadi alat yang digunakan oleh Allah untuk menjangkau dan memberkati dunia yang membutuhkan terang Tuhan.
Kotbah ini bukan hanya relevan bagi para peserta didik, tetapi juga menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh jemaat GPdI untuk terus setia dalam panggilan mereka sebagai saksi Kristus. Dengan semangat yang baru, mereka diharapkan dapat menghadapi dunia dengan iman yang kuat, membawa pesan harapan dan keselamatan kepada semua orang yang mereka temui.
Penyambutan dan Harapan Ketua MD-GPdI Region I USA
Pdt. Ir. Polke Koyongian, selaku Ketua MD-GPdI Region I USA, menyampaikan sambutan penuh syukur dan sukacita atas dimulainya pembelajaran SAPA angkatan ke-III ini. Dalam sambutannya, Pdt. Polke menekankan bahwa SAPA memprioritaskan warga jemaat dari Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan ini, sebagai upaya untuk membekali mereka dengan pemahaman teologi yang kuat dan mendalam. Ia berharap bahwa melalui SAPA, murid-murid Kristus akan dibentuk menjadi pribadi yang siap melayani dan menjadi jawaban bagi kebutuhan gereja, khususnya di Amerika Serikat.
Harapan dari Departemen Pendidikan MP-GPdI
Pdt. John Awuy, selaku perwakilan dari Departemen Pendidikan dan Pengajaran MP-GPdI, juga memberikan sambutan dalam peresmian ini. Ia menyampaikan ucapan selamat atas dimulainya SAPA angkatan ke-III, dan menekankan pentingnya pendidikan teologi yang berkualitas dalam membentuk hamba-hamba Tuhan yang berintegritas. Menurut Pdt. Jhon Awuy, salah satu tantangan terbesar gereja di akhir zaman adalah penyimpangan pengajaran dan perilaku. Oleh karena itu, ia berharap agar melalui SAPA, akan lahir generasi yang memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran Alkitab dan mampu mengajarkannya kepada jemaat.
Dukungan dan Pengakuan dari Ketua Umum MP-GPdI
Puncak acara peresmian ini adalah sambutan dari Ketua Umum MP-GPdI, Pdt. Dr. Johnny W. Weol, yang turut hadir secara virtual. Dalam sambutannya, Pdt. Johnny W. Weol menyampaikan kebahagiaan dan dukungannya atas dimulainya angkatan ke-3 SAPA. Ia menegaskan bahwa kehadiran SAPA di Amerika Serikat merupakan kontribusi yang sangat berarti bagi pertumbuhan gereja lokal GPdI di wilayah tersebut. Dengan adanya 37 Sekolah Alkitab GPdI yang tersebar, 34 di Indonesia dan 3 di luar negeri, Pdt. Johnny berharap bahwa SAPA akan terus menjadi pilar dalam memperkuat iman dan pengetahuan teologi di kalangan jemaat GPdI, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Kehadiran Pdt. Dr. Johnny W. Weol dalam peresmian ini juga menandai pengakuan resmi SAPA oleh MP-GPdI, yang akan diikuti dengan pemberian Surat Keputusan (SK) dari Majelis Pusat GPdI. Hal ini menjadi bukti bahwa SAPA telah memenuhi standar dan kriteria yang ditetapkan oleh GPdI sebagai lembaga pendidikan teologi yang dapat diandalkan.
Menyongsong Masa Depan Gereja dengan Semangat Baru
Dengan dimulainya angkatan ke-III ini, SAPA memasuki tahun ajaran baru dengan semangat yang diperbaharui. Sebanyak 50 murid Kristus yang terdaftar akan menjalani pembelajaran selama 9 bulan ke depan. Pendidikan ini tidak hanya akan membekali mereka dengan pengetahuan teologi, tetapi juga dengan keterampilan praktis untuk melayani jemaat di tengah tantangan zaman.
Melalui SAPA, diharapkan akan lahir hamba-hamba Tuhan yang tidak hanya memahami kebenaran Alkitab, tetapi juga memiliki komitmen untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus dan menjadi terang di tengah dunia yang semakin gelap. Seperti yang disampaikan oleh para pemimpin GPdI dalam sambutan mereka, masa depan gereja ada di tangan generasi yang mau belajar, bertumbuh, dan melayani dengan sepenuh hati.
Dengan demikian, pembukaan dan peresmian SAPA angkatan ke-III ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan pemimpin-pemimpin gereja masa depan yang berkualitas. Semoga Tuhan memberkati setiap langkah perjalanan SAPA dan memberkati setiap murid yang telah dipanggil untuk belajar di sekolah ini.