SOSOK PENDETA TINEKE SUMOLANG DIUSIA MUDANYA PERNAH MENGALAMI LUMPUH, TULI, KABUR MATA, NAMUN TUHAN SEMBUHKAN
Kota Sorong, Papua Barat Daya, PANTEKOSTA POS, Info Sosok Perempuan GPdI—Perempuan bernama lengkap, Pdt Tineke Sumolang.S.Th merupakan salah satu sosok perempuan, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), selalu tampil sederhana, cukup dikenal luas oleh masyarakat GPdI dalam dan luar negeri. Perempuan yang lahir di Tumpaan Minahasa Selatan, 19 Juni 1953, Kipranya dalam dunia pelayanan penggembalaan dan penginjilan pada organisasi kerohanian lembaga keagamaan gereja GPdI tidak pernah diragukan lagi, penampilannya dalam dunia penginjilan selalu berhasil yang membuahkan banyak orang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan menjadi murid. Tineke Sumalong perempuan Penginjil GPdI-Gembala Sidang Jemaat sejak Tahun 1968 sudah aktif dalam dunia pelayaanan melayani anak-anak sekolah minggu dan memeberitakan injil hingga saat ni Tekadya terus dan terus sampai akhir hayat hidupnya akan terrus melayani dan berkarya bagi Tuhan dan gerejaNya diatas muka bumi, secara khusus bagi GPdI baik bersifat pelayanan tingkat nasional maupun pelayanan sebagai gembala sidang jemaat, bahkan di tingkat International sebagai penginjil. Sosok Perempuan yang kekinian sudah berusia 70 Tahun, Tine sapaan akrabnya, sudah pernah melanglang buana menginjil ke beberapa Kota di Europa, Amerikat Serikat, Afrika, Australia, Asia, dll.
Menelusuri perjalanan dihidupnya sangat unik dan penuh energi, diusia Hari Ulang Tahunnya yang jatuh pada tanggal 19 Juni 2023. Perempuan GPdI ini, kekinian sudah berusia yang ke-70 Tahun, selalu sehat dan kuat, dijaga serta dipelihara oleh Tuhan. Diusia usianya yang ke-70 Tahun, Sosoknya sebagai Hamba Tuhan bercerita bahwa, “Saya teringat di tahun 1968 saat giat-giatnya menjadi guru sekolah minggu dan pengurus kaum muda dijemaat GPdI Ranotana yang digembalakan oleh Pendeta almarhum W. Wakkary senior. Motivasinya menjadi guru sekolah dan aktif di pelayanan kaum muda adalah semata-mata rindu melayani Tuhan, olehnya Tineke penuh dengan semangat memberi hidupnya melayani tampa pamrih”, Ungkap Wanita berdarah Minahasa yang memilki hobby pelayanan ke-desa-desa.
Pendeta Tineke melanjutkan ceritanya, “Pada waktu itu saya jatuh sakit parah dan mengakibatkan LUMPUH, TULI , dan KABUR MATA secara manusia Tineke tidak ada harapan dan bertanya kepada Tuhan kenapa disaat-saat aktif dan penuh semangat melayani Tuhan Tineke jatuh sakit, dan dalam kondisi-kondisi yang amat sulit pada waktu itu? Tineke hanya selalu mengingat kepada Tuhan bahwa kesembuhan dan pertolongan hanya datang dari Tuhan Yesus sendiri. Dalam kondisi tubuhnya yang sakit maka muncul sebuah nasar yang disapaikannya kepada Tuhan sambil Tineke didalam doanya berkata kepada Tuhan apabila Tubuhnya dijamah dan disembuhkan makan Tineke akan berangkat ke Selokah Alkitab”, Cerita Tineke yang mengambil keputusan bernasar untuk masuk sekolah alkitab.
Tineke menambahkan, “Pada suatu saat ada sebuah ibadah Kebaktian Kampanya Ilahi di Lapangan Sario Manado pada tahun 1960 an dari REV. JOHAN MASBAHK , Tineke dibawah sambil digotong diatas kursi plastik oleh anak-anak muda gereja untuk mengikuti ibadah KKR, kemudian dalam ibadah KKR yang dipimpin oleh Rev. Johan Masbahk, Tineke dioakan dan singkat cerita Tineke menjadi sembuh Total. Melalui pertolongan dan kesembuhan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, Tubuh Tineke benar-benar menjadi pulih. Ditahun-tahun 1960 nasar Tineke kepada Tuhan dilakoninya namun, dan oleh karena pada waktu itu usianya masih sangat muda, pihak sokolah alkitab belum bisa menerimanya. Di tahun 1972 Tineke lantas menggenapi natzarnya kepada Tuhan, berangkat menuju penjara suci, Sekolah Alkitab, GPdI Airmandidi, Sulawesi Utara, dan Tineke tercatat masuk sekolah pada Angkatan 27. Tamat pada sekolah alkitab GPdI Airmadidi, pada tahun yang sama, Tineke mendapat penempatan di GPdI Kolongan, Wilayah Airmadidi” Ujar Pendeta Tineke Sumolang, Anggota MD-GPdI Papua Barat Daya.
Dari tempat prakteknya sebagai pengerja ada sebuah rencana Tuhan yang indah terjadi, Tineke mendapatkan tambatan hati dan bertemu dengan sosok Hamba Tuhan, Pendeta Benny Waworuntu, kemudian pada taggal 15 September 1973, Tineke masuk dalam sebuah ikatan janji pernikahan. Hasil dari pernikahan kudus tersebut mereka dikaruaniai anak; 1, Pendeta Calvin waworuntu (Sekarang; Gembala Sidang GPdI Airmadidi), 2. Pendeta Lodewyk H.Z. Waworuntu (Sekarang: Gembala Sidang GPdI Victory Girian Bitung, Sulut).
“Di bulan Oktober 1981 setelah Tineke berkeluarga mendapat kesempatan dari pimpinan gereja GPdI Sulawesi Utara, menjadi Gembala Sidang di GPdI Lilang, Kecamatan Kauditan. Dari Lilang, Kauditan pada Tahun 1985 di mutasikan ke Sorong IRIAN JAYA, dan selama di Kota Sorong tercatat 24 Tahun 1 Bulan menjadi Gembala Sidang. Kemudian melalui Ketum GPdI, Almarhum Pendeta AH. Mandey, Pendeta Benny Waworuntu dimutasi di GPdI Pusat Airmadidi Sulut, dan di GPdI Pusat Airmadi setelah 4 Tahun Pendeta Benny Waworuntu menjadi gembala sidang, beliau dipanggil Tuhan pulang ke Rumah Bapa di sorga. Sepeninggalnya Almarhum Pendeta Benny Waworuntu, pelayanan penggembalaan di GPdI Pusat Airmadidi, tongkat estafetnya melalui MD GPdI Sulut, diserahkan kepada Pendeta Tineke Sumolang, S.Th sebagai gembala sidang jemaat GPdI Pusat Airmadidi, dan peristiwa bersejarah ini terjadi pada tanggal 8 november 2013. Seiring perggerakkan seperti tiang awan dan tiang api pada cerita alkitab, di Tahun 2020 bulan September, tanggal 26 Juni terjadi pertukaran pelayanan dari seorang ibu ke-Anak yaitu Pendeta Tineke pindah ke Kota Sorong, Papua Barat Daya, menggatikan Pendeta Calvin Waworuntu (Anak), menjadi gembala sidang jemaat Ekklesia Kota Sorong dan Pendeta Calvin Waworuntu, S.Th menjadi gembala sidang jemaat GPdI Pusat Airmadidi menggatikan ibunya hingga saat ini. Uniknya dalam setiap perpinpdahan selalu diikuti dengan membangun gedung GPdI dan hingga saat ini Pendeta Tineke, di GPdI Ekklesia Kota Sorong, sedang dalam pembangunan Gedung GPdI yang baru, sudah 51 Tahun ada diladang Tuhan hingga saat, masih penuh dengan semangat melayani Tuhan mebangun iman jemaat, membangun gedung gereja yang baru bahkan secara khusus panggilannya di bidang pengginjilan akan di lakoni terus oleh Pendeta Tineke sampai Tuhan Yesus datang ke-dua kalinya, karena baginya penginjilan memeilki tujuan membawa orang berdosa sebanyak mungkin, baik yang sudah beriman (Kristen) maupun yang belum beriman (non-Kristen) untuk bertobat kepada Kristus dan meyerahkan kehidupannya secara penuh kepada Tuhan”, kata Pendeta Tineke Waworuntu Sumolang, S.Th, yang memiliki makanan kesukaan sayur-sayuran direbus lalu dilalap. (Penulis : Chemuel Watulingas, SH).