Wartawan Diusir Meliput Kegiatan Ibadah Pembukaan Rakornas Departemen Organisasi GPdI Se-Indonesia 2019
KOTA TANGERANG, BANTEN, Pantekostapos.com,- Baru-baru ini (24/9) Biro-biro Organisasi GPdI Se-Indonesia, berkumpul di sebuah Hotel berbintang 3 kawasan Karawaci, Tangerang Banten. Sebagian peserta sudah datang dari berbagai kota di Indonesia satu hari sebelum acara di gelar, dan jauh-jauh hari sebelum acara di gelar Pimpinan MP GPdI sudah berkirim surat ke semua perserta yang diundang untuk mengikuti Rakornas Departemen Organasasi GPdI yang akan di Gelar di Hotel Era Paramont Gading Serpong Tangerang dan surat tersebut ditanda tangani oleh Ketum GPdI Pdt. Jhonny Weol dan Sekum Pdt Johannis Lumenta. Oleh Karena Rakornas ini sudah bocor terlebih dulu di tangan para wartawan maka kegiatan Rakornas di pindahkan di salah satu hotel berbintang di Karawaci Tangerang.
Sepertinya Pimpinan tertinggi dan para panitia penuh dengan ketakutan untuk kegiatan Rakornas ini diliput dan disebarluaskan ke masyarakat gereja khususnya warga GPdI. Para wartawan yang sudah menunggu selama 2 jam untuk meliput acara Ibadah pembukaan saja, para panitia sudah bersepakat untuk tidak mengijinkan wartawan Mitra Indonesia dan Wartawan Pantekosta Pos meliput pembukaan Rakornas di dalam Ruangan. Hal yang sangat menyakitkan ketika para wartawan sudah berdiri di depan pintu masuk ruangan acara ibadah Pembukaan, Kepala Pegamanan Hotel, melarang kami masuk kedalam ruangan. Ketika kami menanyakan kepada Kepala Pengamanan Hotel, Kepala Pengamanan menjawab bahwa apa yang ia lalukan adalah sebuah perintah dari Panitia dan Pimpinan Gereja (GPdI). Dari pantauan kami di ruang lobby adapun pimpinan GPdI yang sudah hadir dilokasi Rakornas antara lain; Pdt. DR. Jhonny Weol, Pdt. DR. Robert Longkutoy, dan Pdt Herry Lumatauw.
Salah satu Panitia Pdt Denny Kalo coba menengahi untuk bicara dengan pimpinan gereja dan panitia lainnya agar bisa mendapat akses para wartawan liput kegiatan acara ibadah pembukaan rakornas, namun tidak ada jawaban. Diduga para petinggi GPdI yang menggelar acara ini, penuh dengan ketakutan apabila wacana perubahan ad/art yang terkait dengan Pemilihan Majelis Daerah GPdI se-Indonesia dilaksanakan sebelum MUBES GPdI bocor terlebih dahulu. Oleh karena para wartawan tidak mendapat akses untuk menanyakan wacana rancangan perubahan AD/ART tersebut langsung meninggalkan lokasi Rakornas. (Chwat)